CIKGU TERE SANG GURU IDOLA
"Belajar, Berkarya, Berbagi. Cari ilmunya, tuangkan lewat karya nyata, dan bagikan karya tersebut hingga dapat menginspirasi orang lain" (Cikgu Tere-2020).
“Amazing!
Satu kata itu mewakili respon kekagumanku ketika kubuka CV Bu Theresia Sri
Rahayu, atau akrabnya dipanggil Cikgu Tere, narasumber kuliah online ke 15 yang
kuikuti dalam Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN) asuhan Omjay. Betapa tidak,
narasumber yang masih muda belia ini sarat dengan segudang prestasi yang bikin
kagum dan layak mendapat acungan jempol.
Narasumber yang sejak kelas 3 SD sudah memiliki hobi menulis ini menyajikan
tema “Bukan Guru Biasa”. Beliau menyampaikan Semua yang
mengikuti kegiatan pelatihan belajar menulis malam hari ini adalah guru - guru
yang hebat dan luar biasa. Bahkan, layak menyandang predikat, "Bukan Guru
Biasa". Ah jadi malu terhadap diri sendiri layakkah aku menyandang predikat
itu?
Membahas tentang bukan guru biasa, adalah
istilah yang sudah lama kudengar dan kukenal. Lalu karena ini ingatan membawaku
mengenang perjalanan selama 26 tahun berlalu menjadi guru, sudahkan aku memerankan ‘bukan
guru biasa’? ataukah aku guru biasa
saja? Masih ingat banyak rekan guru
perempuan yang memilih menjadi guru biasa saja tanpa embel-embel lain, yang
penting menjalankan tupoksi sebagai guru, mengajar di depan kelas, sudah.
Karena peran sebagai ibu rumahtangga begitu menyita waktu terlama dari waktu yang dimiliki seorang guru
perempuan. Logis juga sih. Lalu aku bagaimana?
Perjalanan 10 tahun terakhir dari 26 tahun menjadi guru menurut penilaianku
aku sudah berusaha berperan lebih dari guru biasa, bahkan karena pilihanku aku
begitu sibuk menyelami peranku dengan tugas tambahan membantu kepala sekolah
dalam bidang kurikulum, juga membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler. Selain
itu selama 3 tahun terakhir aktif menjadi Instruktur Kurikulum 2013 di
Kabupaten Lebak yang kujalani sampai tahun 2018. Namun ada tanya dalam hati,
apakah itu yang disebut bukan guru biasa? Atau guru luar biasa?
Ternyata jawabannya ‘bukan.” Karena ketika disandingkan dengan pemaparan Cikgu Tere aku simpulkan yang ‘bukan guru
biasa’ adalah guru yang kaya dengan karya dan prestasi, sedangkan aku ? apa
prestasi yang kuraih? Pernah juga sih menjadi juara 2 gurpres tingkat kabupaten,
dan setelahnya aku jera tidak lagi mau ikut ajang lomba-lomba, aku lebih menenggelamkan
diri demi kemajuan sekolah. Itulah prinsipku ketika menjadi guru, dan kini
ketika ku merenung ada penyesalan datang, kemana dan ngapain aja aku selama ini? Kenapa aku tidak berminat untuk berkompetesi
dalam ajang-ajang lomba ketika muda dulu? Walupun sekarag memang aku bukan guru biasa lagi karena dengan SK
Bupati sejak 3 tahun yang lalu telah
mengubah statusku. ( Kepala Sekolah bukan guru biasa hehe..)
Walaupun bukan lagi guru biasa -dalam versiku, tidak ada kata terlambat
untuk memulai masuk ke dunia lain yaitu dunia ngeblog, tidak apa disebut bloger
kampung juga (istilah dari pak Den Asikin@ radheamuncang) , karena memang aku
tinggal di kampung. Bergabung di KSGN adalah satu ‘hidayah’ bagiku karena di
sini aku menemukan dunia baru yang sangat mengasyikkan, bisa menulis apa saja
yang ingin kutulis. Setidaknya aku termotivasi dengan yang Cikgu Tere sampaikan
bahwa tidak ada seorang penulis yang
langsung besar. Semuanya berawal dari penulis yang kecil dulu, namun lama
kelamaan karya tulisnya akan dihargai orang, asalkan, dia terus konsisten dalam
menulis. Bisa di blog maupun di media sosial. Terimakasih atas motivasinya
Cikgu..
Pemaparan Cikgu Tere
Di masa pandemi sekarang ini kita dipaksa untuk beradaptasi dengan segala
bentuk perubahan. Dan pada setiap perubahan itu, pasti kita akan mengalami
situasi yang tidak nyaman. Akibat dari ketidakbiasaan tadi. Banyak guru di luar
sana yang memilih untuk menyerah pada keadaan, dibandingkan dengan menciptakan
situasi baru atau keluar dari situasi yang dianggapnya tidak nyaman. Hal ini
tentunya akan menjadikan situasi pandemi saat ini sebagai sebuah masalah atau
bahkan musibah.
Namun, tak sedikit juga, guru yang justru menemukan berkah di balik
musibah. Yang tadinya tidak mengerti dengan pembelajaran daring berbasis
teknologi, sekarang sudah piawai menyelenggarakan kelas online. Bahkan bisa
mengajari rekan guru yang lain. Yang tadinya tidak bisa menulis buku, sekarang
bisa menulis buku. Dan masih banyak kisah sukses lainnya.
Beliau juga pada awalnya merupakan seorang guru yang kebingungan dengan
kondisi seperti saat ini. Sampai akhirnya, beliau bergabung dengan grup WA
pelatihan belajar menulis gelombang 4. Saat itu beliau jg tergabung dgn Pak
Brian di grup yang sama. Selama mengikuti kegiatan belajar menulis di gelombang
4, beliau mendapat banyak sekali ilmu pengetahuan dan bekal keterampilan
terkait dunia menulis.
Motivasi beliau untuk aktif menulis di blog adalah untuk membuat jejak digital. Mengapa harus blog ? Karena menulis di blog lebih keren daripada menulis di media sosial. Blog adalah salah satu identitas kita.
Di era digital ini, seperti yang beliau sampaikan sebelumnya, blog adalah salah satu identitas kita.Maka di awal mengikuti pelatihan belajar menulis, pasti sudah membangun personal brandingnya melalui blog. Itulah alasannya, beliau idealis dalam menulis artikel di blog. Karena personal branding beliau adalah Bukan Guru Biasa. Sehingga artikel yang dibagikan di blog, tidak beliau campur dengan materi lain di luar topik pendidikan. Terkait personal branding Cikgu Tere mambagikan tautannya. Bisa dibaca di sini
Dari awalnya menulis resume di blog sebagai rangkuman materi belajar,
sampai menulis artikel untuk lomba, dan bahkan menulis bacaan untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran. Dan
menulis buku untuk berbagai kepentingan. Banyak proses yang dilalui untuk dapat
menulis artikel dan bahkan buku. Perlu jam terbang, konsistensi, dan kesadaran
dari kita masing - masing.
Terkait jam terbang, ini adalah hal yang paling penting bagi seorang
penulis. Terutama untuk mencegah terjadinya writter blocks. Bagi para penulis
pemula, hal ini pasti sering terjadi. Apalagi jika Bapak/Ibu termasuk orang
yang menulis dengan mengandalkan mood / suasana hati. Menulis harus dilakukan
di mana saja, kapan saja dan bagaimana saja caranya. Agar jam terbang kita
terus meningkat.
Narasumber yang telah menulis banyak buku dan berbagai artikel ini ternyata
dalam beberapa hari ini, telah mengamati
gaya menulis peserta . Banyak diantaranya yang sudah sangat baik dalam menulis.
Alurnya jelas dan kalimat - kalimatnya rapi sehingga paragraf pun menjadi padu
dan akhirnya resume pun menjadi enak untuk dibaca karena isinya mengalir.
Idolanya Cikgu Tere
Beliau menambahkan bahwa setelah menyelesaikan kegiatan pelatihan ini, kita
pasti dapat menulis buku karya sendiri dengan baik. Khusus untuk menulis buku, beliau
akan bagikan pengalaman beliau dalam menulis buku yang beliau rangkum dengan
kata IDOLA.
I = Identifikasi topik menarik
D = Daftar semua judul luar biasa
O = Outline terperinci akan membantu
L = Lanjut menulis isi bab
A = Atur layout sesuai permintaan penerbit
Dan tak kalah pentingnya, beliau menambahkan, bersikaplah terbuka dan positif terhadap saran
serta kritik dari para pembaca. Berlakulah sebagai pembaca tulisan kita sendiri
ketika sudah selesai menulis, agar kiita berlatih objektif. Sehingga tulisan
akan tetap terjaga kualitasnya.
Kiat sukses untuk meraih
prestasi
Apa kiat sukses meraih prestasi termasuk menerbitkan buku mayor? Ternyata berikut rahasianya:
1. Berpikir positif
2. Tetapkan target / fokus pada tujuan
3. Maksimalkan potensi
4. Miliki mindset pembelajar
5. Ciptakan lingkungan yang mendukung
6. Atur waktu seefektif mungkin
Rekomendasi Cikgu Tere
tentang Menulis
Terkadang, keluarga dan sahabat beliau
heran karena beliau selalu sibuk ini dan itu. Seringkali beliau menghabiskan waktu
berjam - jam untuk menulis. Bahkan sampai lembur. Namun, bagi beliau, hal ini
adalah hal yang biasa. Karena beliau merasa bahwa passion beliau memang
menulis.
Mengapa beliau tertarik mengikuti kegiatan belajar menulis ? Berikut ini
adalah beberapa alasannya :
1.
Melakukan
hobi (hobi beliau adalah menulis. Sejak kelas 3 SD, beliau sudah menulis cerita
dan bahkan buku sederhana yang dikliping / tidak diterbitkan)
2.
Mengupgrade
skill menulis (bergabung dengan penulis lain, membuat beliau terus termotivasi
untuk belajar jurus - jurus baru dalam menulis)
3.
Mengekspresikan
diri (Menulis adalah sarana menuangkan ide atau pemikiran yang sangat
produktif. Kita bebas menjadi siapa saja dan menggali imajinasi kita seluas -
luasnya)
4.
Jembatan
meraih prestasi. (Menulis mendatangkan banyak manfaat, di antaranya berbagai
apresiasi sebagai bonus dari menulis. Contoh apresiasi yang beliau terima
adalah : blogger inspiratif, penulis cerita…
Hal ini merupakan pencapaian
terbesar dalam hidup beliau, terlebih ketika beliau sudah menjadi seorang guru.
Dan terutama di masa pandemi seperti saat ini.
Kesimpulan
Untuk dapat memantaskan diri menjadi bagian dari "Bukan Guru
Biasa", hendaknya kita selalu melakukan 3 B yaitu: Belajar, Berkarya, Berbagi. Cari ilmunya, tuangkan lewat
karya nyata, dan bagikan karya tersebut hingga dapat menginspirasi orang lain. Wow
Keren yah.. Cikgu Tere memang Bukan Guru Biasa!
BalasHapusResume dibuat per sub judul, lebih mudah dipahami. Tampilan blog menarik dan lengkap.
Makasih sudsh mampir
HapusLengkap ,jelas Bu...siip
BalasHapusMakasih apresiasinya...
Hapus
BalasHapusMantap Bu.
Makasih bu Budi
HapusKalau bunda Tini bukan guru biasa tapi KEPSEK LUAR BIASA (Karena cuma 3 orang kepsek wanita di Wilbi 3 termasuk aam). Semangat bundaa
BalasHapusHehehe... iya kita bukan guru biasa horeeey...
HapusYuk ah semangat selalu...
Bukan Guru Biasa...Semangat.
BalasHapusIya kita bukan guru biasa krn guru bloger hehe..
HapusIch.... Banyakpeningkatan.... Resumenya jauh lbh enak dibaca. Semangat...
BalasHapusMkasih apresiasinya..
HapusSukses bu
BalasHapusAamiiin, kita dukses brrsama yh..
HapusResumenya bagus banget bu, dengan awalan cerita pribadi, dan dibuat per bab, bisa memperjelas bagi pembaca,
BalasHapusMskasih apresiasinya bu Jumi...
HapusLuar biasa menginspirasi resumenya, Bu. Semangat Ibu juga menjadi motivasi bagi saya dan guru - guru yg lain agar terus berkarya apalagi di masa pandemi ini. Saya senang dgn pengantar yg ibu berikan sebelum pemaparan saya. Salut
BalasHapusTerimakasih apresiasinya Cikgu, semoga kita sll saling memotivasi..
HapusLuar biasa bu
BalasHapusLuar biasa bu
BalasHapusMakasih bu sriwati, ayo dong menulis juga pasti lebih luar biasa...
HapusResumenya sudah bagus bu, dengan adanya pengantar resume jadi lebih menarik bu.
BalasHapusMakasih apresiasinya pak...
HapusTulisN pembuka yang indah. Wow alur nya cantik.. Salam sukses dari blogger kampung.. Haha
BalasHapusHahahaha... sukses untuk kita blogger kampung
HapusSalam kenal dari Magelang Bu, resumenya bagus ada kata pengantarnya
BalasHapusSalam kenal kembali bu Sri, saya dr Lebak Banten, makasih sudah mampir...
HapusResume yang mantap, Bu Tin. Tinggal perbaikan sedikit dalam penggunaan tanda baca terutama tanda tanya (?). Tabik. 🙏
BalasHapusMakasih apresiasi dan masukannya mas Mo
HapusSemoga sy bisa lebih teliti lagi..
Selali salut sam bu Tini, karena semangatnya dan karena kuliatas tulisannya yang semakin hari semakin baik
BalasHapusHehe makasih apresiasinya pak Didi jagoan Banten, hayu urang sukses babarengan...
HapusSukses ya bu
BalasHapusAamiiin.. sukses juga untuk bapak..
HapusTulisan yang mengalir indah. Struktur dengan heading membantu untuk memahami isi tulisan. Mantqp Bu.
BalasHapusMakasih apresiasinya pak...
HapusBu Tini top sukses
BalasHapusAamiin pak, suks3s juga untuk bapak
Hapuskeren bu Tini, blognya juga makin keren nih...
BalasHapusMakasih pak Kris apresisinya..
HapusLuar biasa, designnya super mantab ...
BalasHapusHehe makasih apresiasinya..
Hapus