KARYA ISTIMEWA BU GURU MUDA
Bismillahirrahmaanirrahiimmm
“Berkarya ketika waktu luang itu biasa, namun berkarya di tengah kesibukan yang luar biasa, itu baru istimewa” (Noralia Purwa Yunita,2020)
Tak terbantahkan memang kalimat motivasi yang disampaikan bu Noralia, narasumber kami di kuliah online tadi malam, aku meraskan sendiri ketika tadi malam ada konflik batin mana yang harus aku prioritaskan antara menulis resume atau menyusun Best Practice yang tinggal Bab IV, atau merekap hasil supervisi pembelajaran yang akan dimasukkan ke aplikasi supervisi LPMP. Keinginan kuatku adalah menulis resume namun tutntutan tugas utamalah yang akhirnya aku prioritaskan, dan dapat diselesaikan tengah malam. Pagi ini aku menulis resume di tengah-tengah kesibukkan memantau PJJ dengan WAG walking ke setiap grup kelas, setelah yakin semua kelas sudah memulai aktifitas baru aku mulai menulis.
Sambil menulis resume ini ingatanku tertaut terus pada kalimat motivasinya narasumber muda yang lahir pada tanggal 12 Juni 1989 itu. Yang membuatku takjub adalah bagaimana perjuangan seorang ibu muda dengan 2 orang anak balita disamping kesibukkan beliau sebagai guru, tim admin website guru penggerak, anggota komunitas koordinator virtual Indonesia (KKVI), anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran Prakarya dan IPA, serta Pembimbing ekstrakurikuler KIR SMP, masih bisa berkarya lewat tulisan, menerbitkan 4 judul buku dan 1 diantaranya tembus ke penerbit mayor hanya dalam rentang waktu 1 bulan, Wow sangat istimewa! Jarang sekali lho seorang ibu guru muda yang punya anak-anak balita bisa berkarya, jangankan berkarya menyusun administrasi pembelajaran saja terbengkalai karena alasan klise, tidak punya banyak waktu , sepulang sekolah waktunya habis untuk mengurus keluarga.
Bagaimana caranya yah narasumber yang telah menghantarkan anak didiknya menjadi juara KIR tingkat SMA se jawa Timur ini membagi waktunya untuk bisa menulis? Apakah tidak pernah menemukan kendala? Karena yang kurasa ada saja hambatan untuk menulis. Seperti sekarang ini ketika aku lirik angka di sudut bawah laptopku menunjukkan 08.33 , wah sudah saatnya bergabung di zoom meeting undangan dari LPMP Banten, karena materinya tentang Pengelolaan Dana BOS di masa Pandemi begitu penting dan tak ingin aku lewatkan. Puji syukur ternyata setelah bergabung materi belum dimulai, dan aku bisa meneruskan tulisan ini.
Aku scroll lagi chat bu Nora tadi malam untuk mendapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepala ini. Nah, aku dapatkan ternyata banyak kendala yang dihadapi beliau dalam menulis, dan beliau pun memberi solusinya, sebagai berikut:
“Banyak nya kegiatan menjadi kendala utama bagi saya. Skala prioritas menjadi pilihan saya agar semua pekerjaan terselesaikan” katanya. Ternyata kendala utama karena kesibukkan sesuai perananya dalam berbagai segi kehidupan. Lalu beliau melanjutkan,” Malas dan jenuh menjadi masalah kedua, dan hingga sekarang pun masih menghinggapi Karena saya tipikal orang yang jenuh jika mengerjakan kegiatan yang sama berulang. Akhirnya jika penyakit itu menghinggapi, beliau beralih ke kegiatan lain sebagai refreshing. Biasanya nonton film, jika tidak baca novel online atau apapun yg membuat saya nyaman Jika baterai semangat sudah penuh, langsung tancap gas untuk kembali berkarya, Tetapi jangan biarkan keadaan ini berlarut2, cukup 1-2 hari untuk bersantai, lalu kembali on berkarya." Jitu juga ini tips yang beliau sampaikan layak kita ikuti jejaknya .
Selain yang dua hal di atas masih ada kendala yang beliau hadapi yaitu krisis ide, perbendaharaan diksi dan takut menulis karena takut salah. Bagaimana beliau mengatasinya? Mari simak penuturan beliau berikut ini:
“Krisis ide menjadi kendala ketiga saya. Jika sudah seperti itu saya terapkan jurus bapak Akbar Zainuddin, karena segala sesuatu yang kita rasa, kita lihat dapat dijadikan ide. Contoh nya, ketika kita nonton film, mungkin ada sesuatu yang kita rasakan setelah menonton acara tersebut, ini dapat dijadikan bahan tulisan Kita rekreasi, juga bisa dijadikan bahan tulisan. Kita bisa ulas bagaimana indahnya tempat tersebut. Dan lain sebagainya.” Luar biasa usaha-usaha yang beliau lakukan untuk mengatasi masalahnya.
Ketika jalan-jalan pun beliau mendapatkan ide menulis dan tertuanglah karya di blognya:
Ketika menonton acara TV pun beliau mendapat gagasan untuk menulis seperti karya berikut ini:
Bahkan ketika beliau mendapatkan maslah dengan beratnya menjadi wali kelas di masa pandemi sudah beliau ungkapkan di blognya:
Intinya, apapun yang beliau rasakan dan pikirkan, dapat diubah menjadi sebuah tulisan, karena beliau yakin, tidak ada yang tidak bisa menulis, karena menulis bagi beliau sama dengan berbicara. Bedanya hanya dituangkan lewat tulisan
Lalu kendala berikutnya masalah perbendaharaan diksi. Jika beliau sudah mentok kosa kata, biasanya beliau baca artikel orang lain,atau membaca novel. Karya apapun beliau baca karena dengan banyak membaca, akan memperkaya diksi kita.
Kemudian yang terakhir, biasanya kita takut menulis karena takut salah. Ini beliau alami ketika di awal bergabung di grup menulis dengan om Jay, tetapi om Jay meyakinkan bahwa tulis saja dulu apa yang kita pikirkan, jangan permasalahkan EYD atau kaidah kebahasaan yang lain.cukup tulis hingga selesai
“ Jika sudah,baca berulang lalu lakukan editing sesuai kaidah. Jika dari awal kita sudah memikirkan EYD dan yang lain, maka tidak akan terwujud tulisan. Alhamdulillah, ketika mempraktekkannya, akhirnya tulisan dapat mengalir sendiri “ imbuhnya.
Berikut ini karya istimewa bu Noralia
Tabarokallah Bu Nora semoga langkah jejak anda dapat menjadi motivasi bagi ibu-ibu guru muda yang masih sangat sibuk dengan balita-balitanya dan juga menjadi penyemangat kami yang masih belajar menulis. Terimakasih, semoga semakin sukses, sukses dalam karir, sukses juga menjadi ibu rumah tangga. Salam literasi...
Alur cerita nya saya suka punya karakter sendiri πππππ
BalasHapusMakasih kunjungannya bu As.. sukses yah..
Hapus
BalasHapusResumenya bagus, sepertinya ada tulisan yang warnanya masih gelap....tetap semangat
Iya bu belum teredit hahaha.. makasih kunjungannya...
HapusLuar biasa bundaπππ
BalasHapusMakasih pak Kainan sudah mampir..
HapusLuar biasa ibu tien
BalasHapusMakasih sudah mampir..
HapusTop resumenya,,, coba dibuat rata kiri kanan,, salam sukses
BalasHapusSiap pak...makasih sudah mampir...
HapusResume yang mantap, Bu Tin. Tinggal sedikit perbaikan di penggunaan tanda baca petik, penulisan kata baku 'kosakata', dan pemakaian kata 'pun'. Tabik. π
BalasHapusSiap pak, makasih sarannya..
HapusKeren ya ..
BalasHapusMakasih dah mampir bu Is..
HapusSemakin kreatif. Usul, dibuat sub-sub judul agar fokus poin-poinnya.
BalasHapusSiip masukan yg bagus, makasih pak..
HapusMantab resumenya b' Tini Sumartini, sukses selalu b'
BalasHapusNah, ini baru enak dibaca blognya! Warna background dengan tulisan yang cerah sungguh nyaman di mata.
BalasHapusIsinya juga menarik. Wah, blogger yang luar biasa ini! Sukses terus ya Bu!
Aamiiin.. makasih sudah mamapir mas Rizky..
HapusTrrimakasih saranya
BalasHapus