KIAT-KIAT MENULIS DENGAN MUDAH

 

MENULIS SEMUDAH UPDATE STATUS

 Kalimat yang disampaikan narasumber malam ini ,Pak Ya'Dedi Suhendi, itu yang sangat membekas dalam benakku dari kuliah online malam ini. Benarkah? Bisakah? Bagaimana caranya? Semoga teman-teman juga penasaran. 

Ternyata harus kita tanamkan dalam diri ini sejak awal bahwa menulis mudah, semudah update status. Misalnya, dari sebuah pengalaman. Apa pun pengalaman Bapak/Ibu pada hari ini tulis saja. Gunakan teknologi untuk menyimpannya. Bisa di laptop, hp, blog, facebook, dan sebagainya.

Agar menulis itu semudah kita mendeskripsikan apa yang kita lihat, apa yang dirasakan maka menulislah yang tidak  muluk-muluk dan  rumit. Menulis itu, sesederhana yang kita lihat. Menariknya, objek yang diperlihatkan hanya satu, namun sudut pandang penulisannya bisa berbeda dari penulis satu dengan penulis lain.

Latihan menulis buku dapat diawali dengan cara menuliskan tulisan pendek, kegelisahan, sesuatu yang disukai/hobi/minat, pengalaman, keahlian, impian, kebutuhan orang lain. Bisa berupa opini satu paragraf, dua paragraf atau tiga paragraf. Hari berikutnya, bisa ditambah satu paragraf lagi. Hingga menemukan identitas menulis dan menemukan apa yang ingin disampaikan ke dalam lembaran-lembaran.

Aku jadi teringat lagi tulisan Pak Suparno tentang ‘ngemil Nulis’ gagasannya satu ide dengan paparan narasumber kita malam ini. Ngemil memang dekat dengan keseharian ibu-ibu jadi istilah itu selalu kuingat dan jadi motivasi hebat untuk selalu menyempatkan diri menulis setiap hari baik di blog maupun di note gawaiku. Harapanku semoga menulis itu semudah ‘klik.

Beliau melanjutkan paparannya:

Jika latihan menulis secara kursus tidak nyaman, bisa dilakukan sendiri. Keuntungan menulis secara pribadi memberikan rasa kepuasan diri. Jiwa di dalam diri lebih bebas, terhindar dari rasa takut. Baik itu takut terhadap persaingan, ataupun rasa takut karena aturan baku dan ketat. Karena salah satu kunci sukses menulis buku adalah mengabaikan segala aturan yang mengikat yang justru melemahkan semangat. Berbeda jika dari awal tidak terbangun semangat dan terbelengu dengan aturan. Sudah dapat dipastikan, sebelum menuliskan lembar kedua, sudah berhenti ditengah jalan.

“Masih menganggap menulis buku itu sulit?” tanya beliau.“ Barangkali kita gemar update status di media sosial. Saat kita menulis status, apa yang kita tuliskan berdasarkan apa yang kita rasakan. Entah itu perasaan tentang diri kita sendiri, tentang penilaian terhadap orang lain atau karena bacaan/tontonan yang baru saja dilihat.”

Bagaimana kiat-kiat agar menulis buku itu mudah?

 “Pertama adalah menentukan Topik Tulisan Menulis Saat memulai menulis, hal umum yang dirasa sulit adalah menentukan topik tulisan. Pemilihan topik bisa kita pilih berdasarkan “minat”. Anggap saja, penentuan topik kita ambil sesuai dengan minat kita.Bahkan, ketika kita membaca surat kabar, ada satu paragraf yang menarik hati. Hal yang menarik tersebut bisa dicatat, kemudian tambahi gagasan, ide, sanggahan, menambahi data lain yang diperoleh. Dari data-data tersebut, cukup tuliskan per kalimat di bawahnya. Setelah semua gagasan, ide, dan yang ingin disampaikan sudah berbaris-baris, tidak ada salahnya untuk keluar sejenak. Minum kopi atau minum teh. Setelah merasa lebih rileks, bisa melanjutkan dengan menambahkan kalimat penjelas di belakang poin-poin yang tadi tertulis.’

“Jika cara itu sulit”, sambung beliau ”menentukan topik bisa dimulai dari menulis kehidupan diri kita sendiri. Barangkali, justru lebih menjiwai. Siapa tahu, hasil dari corat-coret curhat, bisa menjadi novel. Bukankah di dunia ini banyak ketidakpastian? Termasuk ketidakpastian nasib hasil tulisan kita. Karena banyak buku-buku best seller meledak dari karya iseng-iseng ingin menuangkan perasaan dan kegelisahannya. Namun jika cara tersebut terasa memalukan dan ingin menulis buku yang lebih serius. Maka, bisa dikemas agar tidak terlihat drama.

Berikut ini tautan  dari materi yang beliau share untuk dijadikan referensi :

 1. Formula Memulai Tulisan klik di sini

2, Buku Non-Fiksi klik di sini

3. Kutipan klik di sini

4. Puisi  klik di sini

Mari kita pelajari materi-materi  di atas untuk bekal kita belatih menulis ternyata seperti beliau paparkan bahwa kuncinya adalah tergantung kreativitas kita mengarahkan tema dan topik bahasan.Misalnya, mencari paragraf yang menarik dari buku yang kita sukai. Kemudian tulis satu paragraf saja, kemudian lakukan pengembangan. Jika trik-trik di atas sudah dilalui, biasanya akan lahir dengan sendiri ulasan yang ingin kita sampaikan.

Dan beliau mengatakan bila tulisan kita  ingin  ada roh, perlu penghayatan. Ide yang biasa-biasa saja jika dikemas dengan penghayatan dan penjiwaan pembaca akan muncul emosinya. Emosi, dalam menulis buku menjadi penarik rasa ketertarikan. Tulisan yang ditulis dengan pengahayatan, mampu menghidupkan sebuah tulisan.

Beliau memberikan contoh tulisan sebagai berikut

1.       Gadis berambut panjang yang selalu mengintai dalam keraguan. Ia ingin selalu memergoki setiap derap langkah pejalan kaki di hadapannya. Keinginannya itu seakan terpancar di raut wajah yang kusam dan lugu. Ia hanya akan mengharap belas kasihan dari sang dermawan.

2.       Gadis itu mengharap belas kasihan orang-orang yang berjalan kaki di dekatnya.

Kita sepakat bahwa tulisan pertama berbeda impresinya dengan tulisan ke-2 tentang satu objek. Yang pertama ditulis dengan penghayatan sedangkan yang kedua lugas  tanpa impresi atau penghayatan.

“Dari contoh tersebut, terlihat perbedaannya. Aturan penghayatan penting sekali selama pengarapan sebuah buku. Baik itu buku ajar, buku fiksi, buku motivasi, dan sebaginya. Butuh yang namanya impresi dan seni. Cara tersebut dapat diperoleh dengan banyak cara kreatif.  Cara kreatif ada banyak, tidak terbatas. Di mana, setiap orang memiliki kreatif sendiri. Mungkin cara saya  menulis kreatif dengan cara saya. Tentu, cara saya tidak bisa diterapkan dengan cara bapak/ibu.”

Misalnya, narasumber memulai tulisan dengan kata-kata kiasan atau puisi. Contohnya ada di blog beliau.klik di sini

 Di akhir pertemuan beliau berpesan bahwa kita jangan lupa, menulis juga harus punya tujuan. Misalnya, kita menulis tujuannya untuk ekspresi diri, untuk naik pangkat, untuk hobi, dan sebagainya. Dengan tujuan tersebut, pasti segala cara akan kita gunakan.

Nasihat narasumber yang patut kita ingat bawa kunci keberhasilan seorang penulis adalah menciptakan semangat, motivasi, kemauan, usaha, konsistensi, jangan lupa untuk berdoa memohon kemudahan, bimbingan, kesehatan, kecerdasan, dan seterusnya. Trik selanjutnya mencari teman yang bisa menginspirasi, mendorong, dan memberi semangat. Contohnya, Omjay.

 Dan moto beliau adalah “ Carilah ilmu sebanyak-banyaknya. Semakin banyak ilmu, kita tak akan menyalahkan orang lain.”

SEMOGA KITA TERMASUK DI DALAMNYA. SALAM LITERASI....

 


 

 


 

 

 

Komentar

  1. Runtut dan jelas resumenya,, salam sukses

    BalasHapus
  2. Format resume ala artikel koran. Bagus, Bu! Tinggal dikembangkan lagi. Semangat!

    BalasHapus
  3. Wuaahh mantaapz.. bu Tini maju pesat..!

    BalasHapus
  4. Terus menulis dan semangat untuk belajar

    BalasHapus
  5. Semangat terus untuk belajar menulis

    BalasHapus
  6. Resume ini bagus sekali. Saya suka gaya penulisannya.

    BalasHapus
  7. Oke, resumenya sudah sesuai dengan isi pelatihan ketiga kemarin.

    Saran dari saya, setelah kata cukup satu spasi saja Bu. Soalnya, kalau sampai dua atau tiga spasi, kesannya kepanjangan. Hehe...

    Bisa terus berlatih dengan membaca orang lain di internet. Makin sering membaca, Insya Allah akan makin terasah menulisnya Bu.

    Salam sukses dan salam literasi ya!

    Wassalam...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah makasih masukkannya Mas Rizky. Insya Allah akan belajar dan berlatih terus.
      Salam sukses bersama...

      Hapus
  8. Meninggalkan jejak, untuk mendapatkan inspirasi . Mantap ...

    BalasHapus
  9. terima kasih sdh mengerjakan tugasnya dengan baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kembali sudah berkenan mampir OmJay..

      Hapus
  10. Tulisannya lengkap dan jelas 🙏 semangat untuk terus menulis 🙏

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENAHAN GODAAN

Kata, Rasa, dan Rupa Kehidupan dalam Akrostik

INDAHNYA NAN MERAYU