KUNCI RAHASIA BU KANJENG
"Menulis itu adalah sebuah keterampilan bukan bakat" (Bu Kanjeng, Oktober 2020)
“Sepi dan hampa rasanya hidup tanpa sinyal seperti hidup di
masa purba” anak gadisku berseloroh seakan dia pernah saja hidup di zaman purba.
“Dari pada kamu bete mending baca nih buku cerita,”
ujarku kepada anakku.
“Wah dapat dari mana nih
Mih?”tanyanya.
“Ada dech,” jawabku
“Ih tumben, Mamih
biasanya ga pernah beli buku ginian kan.” tanyanya penuh selidik.
“Iya memang ga beli say,
itu hadiah dari guru Mama di grup Belajar Menulis Online bersama OmJay,” aku
menjelaskan.
“Wih mamihku keren” katanya.
Dia selau memanggilku dengan sebutan mamih, walaupun aku sendiri menyebutku
dengan ‘mama’. Ah anak bontotku itu memang manja .
“ Bukan keren, Mama
hanya lagi beruntung, tulisan di blog Mama masih belum bagus, masih harus terus
diasah.” sambungku. Sementara dia pun mulai membaca novelnya. Sampai menjelang magrib kulihat dia
masih asyik membacanya.
Masak untuk makan
malampun selesai menjelang magrib. Perasaanku jadi resah, koq sinyal belum ada
juga yah? Padahal jam 19.00 nanti ada kuliah online nih. Rasa kecewaku semakin
bertambah ketika sudah terlewatkan kuliahnya. Tapi aku agak
terhibur karena kuliahnya melalui grup WhatsApp jadi nanti bisa tetap
mendapatkan materinya. Inilah kelebihan grup Belajar Menulis bersama Om Jay.
Dan pas pukul 19.30 terdengar notifikasi dari gawaiku, ah senangnya, walaupun
terlambat aku masih bisa menikmati waktu kebersamaan kami dengan penuh rasa
syukur.
Ternyata narasumbernya adalah sang Wonder Woman, Ibu Sri Sugiastuti
atau kami kenal dengan Bu Kanjeng, yang begitu menginspirasi dengan tulisannya
yang sudah menghasilkan banyak buku, padahal beliau mulai menulis diusia
menjelang 50 tahun. Akupun membaca paparan-paparan yang disampaikan oleh nara sumber yang berprofesi sebagai seorang Kepala
Sekolah, pegiat literasi nusantara, bloger, dan duta Bunda Baca Solo Raya ini
dengan antusias.Dan sebelum memulai sharing
materi melaui voice note beliau memberi motivasi kepada para peserta
belajar menulis onlie ini.
Penyampaian materi oleh Bu kanjeng tentang pengalam menerbitkan buku diawali dengan menampilkan gambar judul-judul buku karya beliau yang membuatku takjub. Lalu diikuti dengan penjelasan panjang lebar tentang kiat-kiat menulis yang kemudian diakhiri sesi pertanyaan yang begitu antre disampaikan oleh peserta seakan tak henti-hentinya namun semua dapat dijawab oleh Bu Kanjeng dengan lancar dan tertib, berkat bantuan Bu Aam Nurhasanah sang moderator yang sangat andal.
Narasumber hebat kelahiran 8 April 1961 itu sebenarnya merasa terlambat untuk mulai menulis, yaitu menjelang usia 50 tahun. Tentu usia yang tidak muda lagi, tapi semangatnya untuk menulis yang begitu besar sehingga menghantarkan beliau menjadi penulis yang sukses. Menulis buku antologi bersama 42 orang guru dengan judul 'Menulis Bersama Bu Kanjeng' menjadi awal penerbitan buku setelah mengikuti kelas belajar menulis online bersama Om Jay. kemudian tidak lama sejak saat itu lahirlah buku-buku berbagai tema seperti motivasi, memoar, fiksi, kumpulan artikel maupun buku pelajaran. Wah luar biasa yah?!
Jadi penasaran apa yah rahasia kesuksesan Bu Kanjeng? Ternyata inilah kunci-kunci sukses dari beliau yang berhasil kugenggam:
Disiplin Menulis
Pernahkah ketika Anda punya ide, kemudian mulai menulis tapi Anda selalu menunda menyelesaikan tulisan tersebut. Berikut adalah tipsnya agar disiplin menulis
1. Buat kerangka tulisan (outline).
2. Buat
target/dead line
3. Fokus
menyelesaikan tulisan Anda
4. Reward
& punishment
Artinya bila kita dapat menyelesaikan tulisan tepat waktu maka segeralah refreshing, namun bila target tidak tercapai maka anggaplah hutang yang harus segera dilunasi. Wow tips yang jitu!
Memilih Judul Yang Menarik
1. Sesuaikan
dengan tema tulisan. Sebelum membuat judul yang menarik, buatlah judul tersebut
sesuai dengan tema tulisan
2. Buat
judul dengan kata yang mudah diingat.
3. Buatlah judul yang membuat orang penasaran untuk membaca isinya.
Tips
Mencari Ide
Ide
adalah hal penting dalam berkarya. Untuk membuat sebuah tulisan membutuhkan
ide. Berikut adalah beberapa tips mencari ide:
1.
Bacalah sebanyak mungkin buku.
2.
Refreshing. Pergi ke tempat-tempat yang belum
pernah dikunjungi untuk menyegarkan otak Anda dari rutinitas.
3.
Tulis apa yang bisa Anda tulis Jika Anda
belum mendapatkan ide, cobalah cari
referensi dari berbagai media.
4. Anda juga bisa menggunakan cara ATM (amati, tiru, modifikasi).
Cara Mengirim Naskah Ke Penerbit
Sebelum Anda
mengirimkan naskah ke penerbit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Siapkan
naskah yang Rapi.
2. Pilih
Penerbit yang sesuai dengan jenis naskah Anda.
3. Perhatikan
tata cara pengiriman dan ketentuan mengirim naskah ke penerbit yang
bersangkutan. Misal, ada penerbit yang hanya menerima naskah dalam bentuk
cetak, ada pula penerbit yang menerima naskah dalam bentuk file lewat email.
Dalam ketentuan pun biasanya penerbit berbeda-beda. Misalkan untuk penerbit
tertentu mensyaratkan naskah 10-15 halaman, kemudian ketentuan margin, dan
ketentuan lain sebagainya.
4. Kirimkan naskah beserta sinopsis.
Selanjutnya Bu Kanjeng mengatakan bahwa jika terus berjuang, akan ada 2 pilihan lagi: mau terus mengirimkan ke penerbit mayor, atau diterbitkan secara self publishing. Mereka mampu menjual karyanya tanpa melalui toko buku konvensional. Di sisi lain, banyak juga penulis Indonesia yang awalnya menerbitkan buku secara indie/self publishing, lalu kemudian karena karyanya potensial, akhirnya diterbitkan oleh penerbit besar dan laris.
Jadi, sebenarnya ada banyak jalan untuk
menjadi penulis sukses. Yang terpenting adalah teruslah melangkah dan jangan
berhenti. Jadikan menulis sebagai kebutuhan bukan kewajiban
1. Menulis itu adalah suatu keterampilan, bukan
bakat. Jadi latihlah, tulislah berbagai ide yang berserak di sekitar kita.
2. Jadikan
menulis dan membaca sebagai gaya hidup.
3. Membaca
yang selektif dengan kacamata yang utuh.
4. Beristiqamahlah
dalam menulis. Biarkan tulisan menemui takdirnya,
5. Jangan
risau, tetaplah menulis dan belajar mengupgrade diri agar naik kelas.
6. Menulislah
apa yang disukai dan dikuasai.
Salam Literasi...
KResune yg sangat renyah untuk dibaca. Sungguh keren. Ditambah diawali dgn cerita yang menarik.
BalasHapusMaksih bu hayati, mari kita terus mengasah kemampuan kita yah..
HapusMantap bu
BalasHapusMakasih pak..
HapusTernyata imajinasinya keren. Terus ah menulis
BalasHapusMakasih bu Kangjeng , virus yg bu Kangjeng paparkan sangat jahat hahaha...
HapusMantap dan enak membacanya, jelas sekali untuk memahami tulisannya
BalasHapusAyo kita sama2 asah kemampuan kita bu, moga sukses bersama..
Hapusapa sengaja tulisannya dibuat putih bu...bagus
BalasHapusPutih dr bawaannya bu hehe... tp itu di tengah ada hitam dan ga tahulah dah sy oprek ga mau berubah juga hahha..
HapusWah bagus bunda..openingnya sy suka..bisa jadi rujukan bagi sy...pantas bunda mendapatkan hadiah dr om jay...nunda memang joss
BalasHapusBu yuli juga bagus lho... mari kita bersolek terus agar kian hari kian kinclong blog kita..
HapusBu Kanjeng, Bu Tin. Bukan Bu Kangjeng. 😁 Sedikit masukan untuk dialog kata sapaan diawali huruf kapital, ya, Bu. Misalnya, "Saya tunggu Mama dari tadi." Bukan "Saya tunggu mama dari tadi." Tambahan lagi untuk pemakaian partikel pun dipisah atau digabung yang benar bisa langsung dicek juga di Google. Semangat, Bu!
BalasHapusAhaaa makasih masukkannya Mas Mo, sangat berharga untuk saya
Hapusrenyah banget bu tulisannya. santai bacanya danseperti cerpen jika diperdengarkan.
BalasHapus
BalasHapusSaya senang sekali membaca tulisannya, kalimat demi kalimat urutan certanya terstruktur, terus maju dan semoga sukses bu.