JEJAK NUR TERBIT, SANG WARTAWAN BANGKOTAN

" MENULISLAH SEKARANG, JANGAN MENGENDAP DI KEPALA, KARENA KEPALA SUDAH PENUH OLEH BEBAN PIKIRAN DAN BEBAN HIDUP"                  ( NUR TERBIT,2020)

Sang Wartawan Bangkotan yang terlahir dengan nama Nur Aliem Halvaima 60 tahun yang lalu itu   adalah seorang anak Bugis-Makassar. Wah seorang wartawan senior sekali!

Wartawan Bangkotan adalah buku solo yang ditulisnya tahun ini. Buku itu merupakan kumpulan dari kisah-kisah Pak Nur Terbit tentang kisah-kisah liputan di lapangan sebagai wartawan. Judul buku tersebut dipilihnya mengingat beliau sudah tua dan tidak bisa lagi bersaing dengan wartawan muda di lapangan. Ah beliau merendah yah..

Pak Nur mengatakan bahwa istilah “Wartawan Bangkotan” pertama kali dipupulerkan oleh almarhum rektor STP (Sekolah Tinggi Publisistik- sekarang IISIP) Hoeta Suhut, yang Pak Nur kutip dan sangat berkesan baginya,”Jika wartawan hingga tuanya tidak menulis buku, hanya layak disebut wartawan bangkotan.” Jadi Wartawan Bangkotan adalah wartawan yang sudah terlalu tua atau terlalu uzur, sambungnya. Pak Nur bisa saja, jadi saya disebut guru bangkotan dong Pak, hahaha....

Buku "Wartawan Bangkotan" adalah karya kedua beliau  mengenai dunia pers. Sebelumnya kumpulan tulisannya "Lika-Liku Kisah Wartawan" diterbitkan PWI Pusat dalam memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2020

Sebagai wartawan senior tentu sudah banyak makan asam garam. Tengok saja peranan beliau disamping sebagai wartawan pemegang kartu Wartawan Utama dari Dewan Pers - PWI Pusat ini, antara lain :

1.      Wartawan/Editor Surat Kabar Harian Terbit (Pos Kota Grup) 1980-2014.

2.      Pemred Vonis Tipikor versi  majalah dan online 2014-2017.

3.       Pemred Corong versi majalah dan online 2019-2020.

4.      Pemred Telescope versi majalah dan online 2020.

5.      Redaktur Eksekutif Possore.com 2015 s/d Sekarang.

6.      Redaktur/Admin tamu sejumlah media online, majalah, tabloid 2014 s/d sekarang.

Pak Nur Aliem yang seorang pakar hukum, beliau sering meliput berita seputar hukum. Beliau juga sesekali bersidang mendampingi kliennya di pengadilan sebagai lawyer (pengacara). Disamping itu beliau juga sebagai blogger yang menulis di blog pribadi www.nurterbit.com, Kompasiana, Kumparan, Viva, Blogdetik (alm), PepNews, Tokoh Populer, Suara Konsumen, Risalah Misteri, Terbitkan Buku Gratis, bahkan aktif membuat konten video di channelnya YouTube.com/nurterbit

Pada masa sekarang ini beliau mengatakan bahwa dampak dari datangnya era digital  bagi media cetak itu sangat besar, media cetak dan sebangsanya banyak yang gulung tikar berganti dengan media online, sehingga mengurangi pasar media cetak. Namun di sisi lain membuka peluang baru sebagai netizen, atau citizen journalism karena media Informasi  makin banyak pilihan. Dulu untuk mendapatkan koran atau majalah harus ke lapak kaki 5, lampu merah, pengecer, agen utk dapat membeli koran/majalah, sekarang cukup dengan gadget atau HP, dunia sudah terbentang luas.

Bagi anda yang ada ekspektasi menulis di media tidak usah berkecil hati karena banyaknya media cetak yang gulung tikar, toh zamannya memang sudah berganti. Tentu kita harus beradaptasi untuk memilih ekspektasi menulis di media online, semoga prestasi dapat teraih. Jadi teruslah menulis dengan kontinyu agar tulisan semakin bagus sehingga layak terbit di media. 

Trik Agar Bisa Menulis Bagus

Pak Nur Terbit  berbagi tips agar tulisan kita bagus, yaitu:

1.      Materi dan  isi tulisannya bagus,

2.      Banyak belajar dengan membaca tulisan orang lain yang sudah sering menulis.

3.      Terus latihan menulis

4.      Minta pendapat orang lain ( keluarga, suami, anak, teman ) tentang tulisan kita sudah baik atau belum

Kiat-Kiat  Agar Tulisan Bisa Tembus Media Massa 

Biasanya masing-masing  media ada aturan baku yang spesifik. Tapi pada umumnya, media  melihat tulisan yang dikirim ke redaksi dari sisi sbb :

1.      Tema  : trending topic

2.      Isi        :        isi dikemas dengan bahasa yang singkat , jelas mudah dipahami  dan juga menarik

3.      Aktualitas : yang di tulis adalah sesuatu yang nyata, jelas bukan hoak

4.      Cara penyampaian : urut dan  runtut agar mudah dipahami

5.      Kepakaran dari penulisnya

 Kepakaran penulis menentukan cara ,bentuk dan isi dari tulisan, orang yang sudah pakar menulis dipastikan tulisannya juga bagus.

Kunci  Sukses Menulis Ala Pak Nur

1.      Menulis dengan kunci 3D. Tulislah yang Dialami sendiri, yang Disukai, yang Di kuasai

2.      Rajin membaca, nonton TV/film, dengar radio untuk memperkaya wawasan sebagai tabungan ide kalau mau menulis, terutama genre fiksi

3.      Peka Dengan Lingkungan Sekitar (KEPO)

4.      TBTO = Terus Belajar atau Baca (dari) Tulisan Orang

5.      TLMM = Terus Latihan Menulis di Media (Medsos)

6.     TILM = Terus Ikut Lomba Menulis, sebagai uji coba sejauh mana

Bila tulisan sudah terkumpul beliau merekomendasikan agar hubungi Pak Thamrin Dahlan untuk dibukukan, gratis!

Sebagai penutup kuliah malam ini Pak Nur berpesan,” menulis itu harus dimulai dari sekarang juga, jangan biarkan mengendap di kepala. Kepala sudah penuh oleh beban pikiran dan beban hidup.”

Komentar

  1. Balasan
    1. Makasih pak marinan.. to ni Ambu.. bukan pak.. hehe..

      Hapus
  2. Penulisan resume seperti ini dikenal.dengan istilah "reportase" di dunia jurnalistik. Melaporkan sesuatu dari satu tempat secara utuh. Semangat Bu....

    Ada beberapa suku kata yang seharusnya digabung tapi malah dipisah. Misalnya kata "dikemas", "dipastikan". Kata tambahan "di"
    yang ditulis terpisah dari kata di belakangnya, biasanya digunakan untuk menunjukkan tempat. Misalnya di pasar, di sekolah, di rumah. Bukan "disekolah", "dipasar". Itu saja....ditunggu tulisan berikutnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh senang sekali Bapak berkenan mampir, terimakasih atas masukannya juga...

      Hapus
  3. Semangat ibu, keren udah gaya reportase

    BalasHapus
  4. semakin sukses dan keren tulisannya bu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENAHAN GODAAN

Kata, Rasa, dan Rupa Kehidupan dalam Akrostik

INDAHNYA NAN MERAYU