Untuk Andal Menulis Tidak Mesti Berbakat?

 


                      "Noting is impossible in this world, what we look upon today tomorrow may be accomplished fact"

Malam ini Kelas Menulis asuhan Omjay kembali menghadirkan seorang guru, wanita muda berprestasi, Rita Wati., sebagai Narasumber.Tiga judul buku solo sudah berhasil beliau terbitkan, juga empat buah buku antologi. Sungguh prestasi yang istimewa yang berhasil beliau raih.

 Awalnya saya kira narasumber adalah seorang penulis yang sejak awal selalu konsisten menulis. Namun ternyata sama dengan saya, moody. Beliau berkata bahwa awal mula beliau punya keinginan  menjadi penulis sudah terbesit sejak tahun 2001, karena terinspirasi oleh teman satu kosnya yang telah menjadi seorang penulis. 

Namun baru terwujud niatnya pada tahun 2005 berkat sering di ajak menjaga stand bazar buku. Sambil menjaga stand sambil membaca buku sehingga keinginan untuk menulis bangkit kembali. Sempat menulis 80 halaman novel tetapi tidak percaya diri akhirnya beliau merasa tidak berbakat. Wah, koq sama seperti yang saya rasakan.

Tahun 2011 beliau kembali membuat  blog dan sempat menulis 6 tulisan. Namun lagi-lagi beliau tinggalkan. Tahun 2013 seiring dengan dihapusnya mata pelajaran TIK-Beliau guru TIK- beliau mengikuti lomba English Essay  di UNDIKSHA dengan tema kurikulum 2013. 

Beliau ikut menulis essay walaupun kemampuan Bahasa Inggrisnya tidak seperti guru Bahasa Inggris tapi beliau ikuti agar bisa mengungkapkan uneg-uneg  jika Mata pelajaran TIK dihilangkan maka akibatnya siswa akan mengalami buta teknologi. Jika pun ada yang mampu menggunakan secara otodidak jumlahnya hanya terbatas.

Dalam lomba tersebut beliau tidak menyangka menjadi finalis, dimana hampir semua peserta dari guru Bahasa Inggris. Itulah awal prestasi dalam menulisnya. Akan tetapi lagi dan lagi itulah tulisan terakhir  beliau hingga benar-benar vakum sampai pandemi datang. 

Adalah hikmah dari pandemi akhirnya tahun 2020 bulan April inilah awal keaktifan beliau ngeblog, namun hanya bertahan 3 tulisan lalu kembali vakum. Berkat mengikuti webinar PGRI  pada tanggal 27 April yang di buka oleh Prof.Unifah Ketum PGRI pusat, beliau merasa termotivasi kembali untuk menulis.

Saat itu beliau mulai tertarik untuk join di group Belajar Menulis yang di pelopori oleh Omjay. Beliau bergabung di gelombang 10.Saat bergabung belaiu sudah telat sehari, dan masih bingung bahwa group pelatihan nya lewat WA, hanya membaca text. 

Wah, sama seperti yang saya rasakan ketika awal bergabung di grup ini, merasa heran, karena biasanya bimtek atau diklat di masa pandemi diadakan via vicon hehe... Tapi lama-lama mengerti juga aturan main di grup ini, dan ternyata saya semakin enjoy!

 "Alhamdulillah berkat belajar meresume di Kelas Belajar Menulis Bersama Omjay saya menjadi aktif menulis resume walaupun bukan materi di kelas belajar sehingga hadiah buku,termos, souvenir lainnya mulai saya dapati di acara lain." kata sang Narasumber

Beliau membagikan kiat-kiatnya tentang cara mendapatkan reward Buka di sini

Seiring dengan waktu selama mengikuti kelas belajar menulis bersama Omjay beliau sudah menerbitkan dua buku solo dan beberapa buku antologi.


Selain menerbitkan buku, beliau aktif berbagi tentang dunia menulis melaui tutorial yang beliau posting di blog-blog beliau. Diantaranya : Cara Memilih Judul dan Tema Agar Layak Terbit baca di sini , dan banyak lagi tips dan trik yang beliau bagikan, semuanya diposting di Kompasiana.

Disamping menulis tutorial seputar menulis beliau juga menulis tentang pariwisata. Jadi belau menulis memoar perjalanan wisatanya di Wordpress. Beliau mengatakan bahwa bulan Oktober yang lalu beliau sebulan penuh menulis tentang tema pariwisata. Tidak hanya di Bali tapi beberapa daerah yang pernah dikunjungi seperti Semarang, Makassar,Pacitan,Semarang, Tanjung Pinang dan sebagainya. Kemudian di Blog beliau potisng seputar materi baik itu tentang TIK, Belajar Menulis dan sebagainya. 

Super sekali, cara beliau membangun branding  ternyata dengan memanfaatkan 3 situs yang berbeda. Hmm.., sangat menginspirasi, Insya Allah saya akan ikuti jejakmu, terimakasih Bu Rita. Semoga semakin sukses melahirkan karya-karya berikutnya.

Kesimpulan yang saya peroleh dari paparan Bu Rita adalah ternyata bakat tidak berperan penting untuk seseorang sukses dalam menulis. Ketekunan dan kesungguhanlah yang mengantarkan kesuksesan. Dan satu lagi yang saya ingat 'Modal Kepepet'-nya Mas Rizky: Silahkan baca di sini yah, bisa memotivasi seseorang berhasil menulis. Ya, yang saya rasakan bila sudah ada pada injury time  fokus semakin terasa. Contohnya kali ini ketika diberi tantangan meresume dalam waktu singkat. Hehehe..

Menutup kuliah malam ini Narasumber mencuplik kata bijak dari RA Kartini yang beliau pedomani :

"Noting is impossible in this world, what we look upon today tomorrow may be accomplished fact"   ( Tidak ada yang mustahil di dunia ini, apa yang kita lihat hari ini, besok bisa jadi kenyataan).          Man jadda Wa jadda!


Komentar

  1. Balasan
    1. Makasih Pak Ahsan hehhe.. tp ini masih banyk yg harus diedit.. hahahha...

      Hapus
  2. Mantap bu, hobi harus di asah

    BalasHapus
  3. Sikaaaat ambu. Heheh cakeep resumenya

    BalasHapus

  4. Mantap. Resume lengkap, informatif dan menarik

    BalasHapus
  5. Tuh kan..resumenya lebih panjang hehe..

    BalasHapus
  6. Wah bunda semakin luar biasa tulisannya. Sepertinya bentar lagi jadi buku, amin

    BalasHapus
  7. Terimakasih Ambu Tini, Resumenya menarik mempunyai ciri khas penuturan bahasa sendiri keep writing and sharing. All the best

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kembali Bu Rita, Ambu senang sekali mendapat apresiasi dari Ibu...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENAHAN GODAAN

Kata, Rasa, dan Rupa Kehidupan dalam Akrostik

INDAHNYA NAN MERAYU