Faksi : Menahan Godaan Menu sudah terhidang di meja. Variasi makanannya sungguh mengoda selera. Tuan rumah pastinya sudah berusaha keras untuk menjamu kami dengan hidangan spesial yang beraneka ragam. Ada plecing, beberuk, sop ikan, goreng ikan, sayur lebui, lengkap dengan kerupuk. Semakin lengkap lagi dengan adanya irisan pepaya dan es kelapa muda. Siapa yang tak akan tergoda? Namun, ada keraguan dalam hatiku, antara menyantap hidangan itu atau tidak. Tapi batinku segera berbisik, tak sopan bila aku tak makan. Sama dengan tidak menghargai kebaikan tuan rumah. Walah, harus bagaimana yah? Tapi baiklah, untuk menghormati tuan rumah, aku makan yang bisa kumakan. Aku menyendok nasi dan sepotong ikan goreng, lalu dituangi sayur lebui. Itu saja. Hmm, terasa nikmatnya ikan goreng bumbu yang gurih, dengan kuah sayur lebui yang segar. Kacang kedelai hitamnya begitu empuk. Dilengkapi kerupuk udang yang gurih. Lengkap sudah kenikmatan yang kulahap. "Dicicipi plecingnya, Mbak," ka...
Mantab buk.. Puisinya
BalasHapusEndapkan emosi lerai amarah..
Bismilah..
Semoga senantiasa kita bisa begitu ya bu...
HapusBrilian... saya baca puisi sambil senyum2
BalasHapusIya Bu harus murah senyum yah sama orang lain, sbg bagian dari ibadah, tp kalo sendiri jngn senyum2 hehehe..
BalasHapusPuisi akrostik yang dalam maknanya, Ambu
BalasHapusMakadih Mas Mo atas apresiasinya..
HapusMantap puisinya.
BalasHapusMakasih bu Suyati, sudah mampir...
HapusBriliant banget idenya...
BalasHapusPuisi dengan akronim angka DELAPAN DELAPAN
Tepuk tangan saya berikan