Puisi Darik

 Senja

Oleh: Ambu Guru

Kemilau jingga di cakrawala
Semburat indah meronakan senja
Sang bagaskara kan tenggelam
Andam di balik ancala.

Pendar di ufuk barat
Memancar aura jelita
Menggugah rasa, takjub 

Seruan membahana
Bersahut, menyeru

Syahdu.

Saatnya hai insan buana
Gelarkan sajadah ikhlaskan niatmu
Dirikan shalat leraikan amarah
Bersimpuh, bersujud nan khusyu

Derukan tasbih tahmidmu
Untaikan doa istigfarmu
Biarkan menembus nabastala

Yaa Rohman
Yaa Rahim

Robbigfirlii.


Cipanas, 3 Januari 2021





Sumringah
Oleh : Tini Sumartini

Lama sudah tak bersua
Setelah Dua tahun berlalu
Ternyata kini kau nyaman
Bagai kelas KA executive

Pendemi membawa berkah
Penumpang tak berjejalan
Semua senang sumringah

Pasca pandemi
Akankah begini

KRL?

Parung Panjang 19 Januari 2021




KRL oh KRL!
Oleh: Tini Sumartini

Tengah malam kala itu
Dua tahun yang lalu
Terhenyak sungguh lihat pemandangan
Berjejalan, namun tak berdaya.

Tak naik, ketinggalan
Sementara waktu melaju
Aku harus pulang.

Ya Ampun
Terhimpit terseret

Pengap!


Fenomena KRL Jakarta-Bogor
Pencari nafkah rela berjejalan
Setelah seharian banting tulang
Pulang pun penuh perjuagan

Kehidupan urban Jakarta
Dari berbagai penjuru
Menyerbu datang pergi

Akupun terdekap
Tak berdaya

Pasrah.

Jakarta, 19 Januari 2021










Komentar

  1. Hanyut saat membaca darik-nya, Ambu. Mantap

    BalasHapus
  2. Senja tlah condong ke barat, senjakala pun menjelang. Angin malam, bawa kisah hari petang. Saya jadi ingat syair lagu keroncong berjudul senja dan itu lagu favorit saya utk versi keroncong asli.

    BalasHapus
  3. Senja sll mampu untyk mngingat untuk kmbli tersungkur sujud mnghrp karunia dan ampunanNya

    BalasHapus
  4. Senja selalu menjadi menarik untuk puisi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENAHAN GODAAN

Kata, Rasa, dan Rupa Kehidupan dalam Akrostik

SEPULUH HARI PERTAMA DI TAHUN BARU Dalam Akrostik