CATATAN KEPALA SEKOLAH SATU ATAP (Bagian 7)
Tantangan Tahun ke -2
Suatu hari di
bulan Juni tahun 2018, tiba-tiba muncul sebuah grup WA baru, DAK 2018. Aku kaget dan bertanya-tanya
grup apa ini? Setelah kubuka, adminnya ternyata Kasi Sarana Prasarana Dinas
Pendidikan Kabupaten. Rasa tak percaya ketika kubaca postingan bahwa sekolah
kami menjadi salah satu sasaran program Dana Alokasi Khusus (DAK). Puji syukur
aku panjatkan ke hadirat Illahi, karena satu mimipi akan terwujud. Pembangunan ruang dua kelas baru tak lama lagi akan kami laksanakan.
Beberapa hari
kemudian konsultan datang untuk membuat gambar rancangan bangunan. Kami yang
menentukan di mana lokasinya, agar sesuai dengan General Site Plan yang sudah
kami punya sebagai warisan dari kepala sekolah lama. Lalu dibantu penjaga
sekolah, konsultan melakukan pengukuran tanah. Lalu, segera kami buat proposal Pengusulan
Pembangunan Ruang Kelas Baru.
Satu bulan
kemudian dana tahap pertama cair. Baru aku ketahui ternyata Dana DAK
pembangunan apa pun tidak cair sekaligus, tetapi menjadi 3 tahap. Dana yang
cair tahap 1 sebesar 25%, maka pembangunan pun ditetapkan mencapai 25 % dari
target. Adapun lama kontrak pekerjaan selama 120 hari.
Satu Mimpi Terwujud
Tidak akan aku
ceritakan bagaimana proses pembangunan terkait tahapan-tahapan tersebut. Hanya
satu hal saja yang akan kuutarakan. Bahwa pembangunan kami berlanjut terus
tidak terpengaruh cair atau pun belum dana selanjutnya. Hal itu karena
Bendahara kami mempunyai kakak seorang pengusaha material bangunan. Kami sudah
menadatangani MOU tentang suplier bahan bangunan dengannya. Sehingga belum cair
dana pun ia tetap menyuplai bahan yang diperlukan. Walaupun tidak semua bahan
bangunan berasal darinya. Kami berbagi dengan pengusaha lokal untuk pengadaan
pasir dan batu kali, serta kayu. Yang tentu saja kepada pengusaha yang
belakangan disebut, tidak bisa bon dulu namun harus membayar kontan.
Singkat cerita
dua bulan pun bangunan kelas baru itu sudah selesai. Bangunan yang cantik
dengan cat hijau, biru dan kuning yang ceria. Kami sengaja memilih warna itu
agar berpadu dengan lingkungan yang hijau. Kami semua bahagia karena kini
memiliki cukup ruang kelas untuk belajar. Bahkan ruang guru pun kami adakan
untuk di lokal baru tersebut, jadi ketika istirahat guru-guru ada ruangan untuk
melepas lelah sejenak, dan tidak usah jauh-jauh menuju ke lokal lama. Jadilah
kami memiliki dua ruang guru. Setidaknya satu mimpi telah terwujud.
Pembagian Tugas yang Unik
Sekolah kami
sejak tahun ajaran baru 2018/2019 menerapkan Lima Hari Sekolah (LHS). Untuk itu
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) baru berakhir pada pukul 15.00
setiap harinya. Untuk itu urusan perut harus kami perhatikan, baik untuk siswa
maupun gurunya.
Setelah rapat
dengan orang tua siswa disepakati siswa harus membawa bekal makan siang dan
alat salat dari rumah. Ahamdulillah program makan siang bersama dan salat
berjamaah kami jadwalkan untuk setiap harinya. Anak laki-laki mendapat jadwal
salat berjamaah terlebih dahulu dengan imam seorang bapak guru. Sedangkan anak
perempuan ,endapat jadwal makan siang bersama. Kedua program kami atur dengan
rapi. Satu ruang kelas yang diajdikan perpustakaan kami jadikan tempat untuk
salat berjamaah. Sedangkan untuk makan siang bersama kami tempatkan di serambi
depan dua ruang kelas. Maka dari ujung ke ujung berbaris rapi anak-anak
berhadapan untk makan siang bersama. Tentu untuk menjaga dan mengawasi program
tersebut kami menugaskan guru- guru secara terjadwal.
“Lalu bagaimana
dengan kita, Bu?” tanya pak Subhan.
“Nah, untuk itu
sekolah tidak bisa menganggarkan sepenuhnya untuk konsumsi harian kita. Karena
kita harus makan siang, bukan? Pastinya terlalu besar menyedot anggaran, dan
itu tidak diperbolehkan. Paling bisa hanya pengadaan beras dan minyak serta
gas. Ada ide?” tanyaku.
“Bagaimana kalau
kita iuran saja, Bu?,” usul bu Mei.
“Ide yang bagus.
Bagaimana yang lain?” tanyaku. Syukurlah, yang lain menyepakati sehari iuran 10
ribu rupiah untuk masak. Maka akan didapat 50 ribu rupiah dari lima PNS. Guru
honorer tifak dibebankan. Kami rasa cukup untuk membeli bahan makanan sederhana
untuk ngaliwet. (masak cepat dengan
menu sederhana biasanya berupa ikan asin sambal dan lalapan serta lauk pauk
lain, dan dimakan di atas daun pisang
memanjang yang digelar di lantai).
“Lalu siapa yang
masaknya? Kalau harus meminta istri penjaga sekolah setiap hari, gak enaklah,
merepotkan terus,” tanyaku.
“Gak apa-pa,Bu.
Dia mah sudah biasa masakin buat kita kalau ada rapat-rapat,” ujar bu Tita.
“Ya, kalau untuk
rapat kan paling 1 bulan sekali, bukan? Ini tiap hari. Terus upahnya harus
dipikirkan juga,” kataku.
Semua bingung juga
ketika memikirkan itu. Lalu aku mengajukan usul, “begini saja, tiap hari kan
ada yang kosong jamnya, nah ia lah yang bertugas masak,”usulku.
“Saya siap,Bu,”
seorang ibu guru menyambut baik. ‘’yang lain bagaimana?” tanyaku.
“Wah kalau saya
mah bingung kalau harus masak mah,” kata pak Subhan sambil senyum-senyum.
“Atuh Kamu mah ga
usah masak, pak Subhan. Biar kami-kami saja yang masak. Paling bantuin ngambil
air keq, atau apa keq,” kata bu Tita.
“Siap-siap,”sambut
pak Subhan.
“Bagaimana kalau
begini. Kita, PNS ada lima orang bukan? Sementara ada lima hari memasak. Nah
bagaimana kalau memasak dan iurannya pada keep,
satu hari dalam satu minggu masing-masing dari kita iuran 50rb sekaligus
belanja dan masaknya, untuk ibu-ibu, kecuali pak Subhan masak oleh ibu-ibu yang
GTT,” usulku.
“Nah, setuju Bu.
Dari pada nungguin iuran dari yang lain kan jadi lama,” sambut bu Tita.
Maka
disepakatilah masing-masing dari kami menentukan hari yang kami akui sebagai
jadwal memasak, termasuk aku sendiri siap memasak. Ternyata hari kamis tidak
ada guru yang kosong mengajar, maka akulah yang masak. Tak apa-apa biar
memotivasi teman-teman. Seperti itulah setiap harinya kehidupan kami di sisi
lain di sekolah ini. Sungguh mencipatakan aura yang manis. Saling memuji
masakan itu menjadi penghilang lelah setelah memasak. Tidak lagi ada jarak
antara pimpinan dan bawahan dalam urusan ini. Kami saling bahu membahu agar
program tetap terjaga.Kami makan siang pada jam istirahat pertama agar tidak
mengganggu program salat dan makan bersama anak-anak.
( Bersambung)
Perjuangan luar biasa ambuguru, patut kami tiru. Teladan sejati guru berprestasi. Mengabdi untuk negeri. Salam hormat ambu.
BalasHapusTerima kasihbatas apresiasinya Pak Imam..
BalasHapusPengalaman yang menarik dan patut diteladani. Sukses terus ambu
BalasHapusMakasih ats apresiasinya Neng..
HapusAmbu inspirasiku...
BalasHapusMakasih Bu Nung... ayo saling menginspirasi..
HapusSetiap masalah ada solusi.. bahagia rasanya bl semua dpt selesai dan berlalu.. hadapi dg optimis.. sukses selalu Ambu..
BalasHapusBenar bu insya Allah sll ada solusi bila dibawa duduk bareng
HapusPenasaran Bu...apa sambungannya?
BalasHapusSudah ada pak Kainan postingan kemaren sore hehe..
HapusMenjadi pembelajaran bagi siapa pun. Mencatat perjalanan hidup menjadi dokumentasi tertulis yang sangat berharga.
BalasHapusBetul Pak D sayang sekali bila dilewatkan begitu saja, biar abadi kita bukukan..
HapusSenangnya...
BalasHapusRasa kebersamaanya yang paling menyenangkan.
Betul bu, di manaoun dan dlm oeran aoa oun tak bisa kita sendiri..
HapusMaaf typo2 ngetik dalam kendaraan haha setiap p jd o hehe
HapusCeritanya sll bikin penasaran bun.
BalasHapusSehat sll ya.
Makasih yah.. aamiin..
HapusMantap Bu program" nya makan siang bersama menambah keakraban
BalasHapusBetul Bu, mulai dr pendekatan personal untuk mengembangkan kinerja yg profesional. Makasih Bu Rita..
BalasHapusSemangat terus mengukir prestasi, Ambu
BalasHapusSiap, insya Allah Mas...makasih supportnya
HapusPerjuangan yang luar biasa ambu..semangat dan kerjasama yang patut kami jadikan contoh
BalasHapusTerima kasih Mas Soleh atas apresiasinya..
HapusSemangat gotong royong yg bagus
BalasHapusBetul Pak, makasih sudah mampir..
BalasHapusKompak dan kerja sama menciptakan keindahan. Berbuah manis.
BalasHapusBetul Bu... makasih sudah mampir..
HapusKereeeeennnnn sekali Ambu programnya...semua ikut bersinergi, jadi pembelajaran untuk kita semua...
BalasHapusMakasih apresiasinya Pak...🙏
BalasHapuskepemimpinan yg luar biasa sy terharu membaca ceritanya
BalasHapusMakasih atas apresiasinya..
HapusTetap semangat Ambu
BalasHapusSiap selalu semangat...
HapusMantap belajar banyak dsri pengalaman hidup itu sungguh-sungguh sebuah inspirasi yg menyatu dengan kehidupan itu sangat berarti.
BalasHapusSaya lahir dari seorang ibu yg kehidupannya sangat sederhana. Saya anak sulung dari 7 bersaudara. Sejak kecil dampai remaja secara bergantian saudara dari ibu dan dari ayah membawa dan memisahkan dari orangtua kandung. Saya cukup memahami keadaan ekonomi dalam keluarga. Saya mengajak adik saya untuk rajin membantu orangtua supaya kebutuhan hidup dapat dipenuhi. Bersyukur bisa tamat di tingkat SLTA dari suayu sekolah keguruan sehingga langsung menjadi guru honorer dan menabung selama 3 tahun sehingga bisa lanjut ke Perguruan tinggi. Sebelum selesai kuliah saya terangkat guru PNS.
BalasHapusBelajar dari serba kekurangan ternyata itu yang membuat saya rajin dan sungguh-sungguh berjuang untuk bisa mengubah keadaan kehidupan bersama orangtua dan adik-adik.
Luar biasa, ayo tuliskan kisahnya agar abadi dalam sejarah kehidupan kita, semoga menginsoirasi anak cucu kita kelak. Tetap semangat mengabdi dg tulus, insya Allah akan kita petik hasilnya kemudian hari..
HapusAku yang ambil airnya saja ya bu...
BalasHapusYa Pak, terima kasih mau membantu🤗😁
BalasHapusBunda... Trimks share ilmunya keren...
BalasHapusWaah ... Senangnya, menumbuhkan keakraban dan menguatkan rasa kekeluargaan. Sukses terus Bunda
BalasHapusterjalin kebersamaan yang kuat dari setiap aktifitas yang dilakukan.
BalasHapusSehat selalu Ambu