CATATAN PERJALANAN KEPALA SEKOLAH DAERAH TERPENCIL ( Bagian 16)
#6th Day's challenge
Kisah haru
Seakan waktu
berjalan begitu cepat, anak-anak kelas sembilan sudah selesai menempuh segala
ujian. Tinggal menunggu hasilnya, yang kami harapkan ada peningkatan dalam
perolehan Nilai UN-nya. Di sekolah- sekolah lain pada umumnya, setelah selesai
melaksanakan ujian tersebut, maka anka-anak akan mulai dengan latihan-latihan
untuk pementasan pada acara pelepasan atu perpisahan. Hal itu kami bicarakan
dalam rapt dinas sekolah.
“ Baik, Ibu Bapak, biasanya bagaimana prosesi pelulusan atau perpisahan di sekolah kita
ini?” tanyaku kepada semua peserta rapat.
“ Atuh di sini
mah tidak ada acara pelepasan seperti itu, Bu. Belum pernah,” jawab wakil
kepala sekolah. “Oh, begitu? Apakah anak-anaknya memang ga ada kemauan yah?
Atau bapak ibu gurunya juga tidak pernah bersedia mengadalakn program itu?”
tanyaku.
Mereka tidak ada
yang menjawab. “Baiklah, saya tidak akan mengungkit masa yang sudah lewat.
Tetapi saya mengajak kepada Bapak Ibu semua, ayo kita semangat menciptakan nama
baik dan daya tarik sekolah kita kepada calon-calon siswa yang sekarang akan
lulus dari SD,” kataku panjang lebar.
“ Baik, Ibu. Kami
mah mendukung aja semua program yang akan Ibu laksanakan, semampu kami,” kata
seorang guru lain.
“Baik, bagaimana
yang lain?” tanyaku sambil menatap semua peserta rapat hari itu satu per satu.
Mereka semua bilang bahwa mereka siap mendukung.
“Sebenarnya mah,
kami dari dulu juga suka ingin mengadakan acara perpisahan anak-anak kelas 9.
Soalnya SD mah tiap tahun juga suka dirayain, Bu. Tapi mungkin karena kemampuan
kami untuk melatih anak-anak gak ada yang mampu,” Bu Een selaku wakasek
menjelaskan.
“Bapak ibu, saya
kira anak-anak punya potensi yang baik untuk mementaskan acara-cara kesenian sesuai
dengan bakat dan minat mereka. Silahkan mulai besok kumpulkan anak-anak untuk
mendata kira-kira potensi anak-anak kita
bagaimana,” kataku.
Setelah semua
sepakat, maka kami membentuk kepanitiaan acara pelepasan siswa kelas 9. Lima
orang guru dan satu tenaga TU semuanya terlibat dan menempati posisi
masing-masing. Kemudian kami membahas bagaimana susunan acaranya.
“ Bu, ini mah
ususl saja, bagaimana kalau kita sewa organ tunggal biar bisa mengiringi siswa
ketika menyanyikan lagu-lagu pengiring ketika pembagian medali. Pastinya mantap
Bu,” usul Bu Een.
“ Hmmm... baik.
Ada info besaran biaya sewanya?” kira-kira kita mampu membayarnya yah?” tanyaku.
“ Biasanya sih
lima ratusan lah,Bu. Kan bukan orang jauh. Dia masih ada kaitan sodara sama
saya. Syukur-syukur bisa kuranglah,” bu Een menjelaskan. “ Masalah dana Bu, SD
saja suka dapet sawerannya gede itu. Kan kakak saya ngajar di SD, jadi suka
cerita. Jadi bisa diharapkanlah dari saweran buat bayar sewa organ mah,”
sambungnya optimis.
Dua hari
kemudian, Bu Teni, seksi pementasan melaporkan bahwa anak-anak sangat antusias,
baik itu kelas 9 sendiri mapun kelas 7 dan 8. Mereka banyak yang mau menyumbang
penampilan. Ada tarian, karokean, puisi dan lain-lain.Ternyata lebih
dari sepuluh tampilan, dan latihannya di rumah bukan di sekolah. Wah senangnya
mendengar semangat banak-anak yang begitu besar.
“ Bu, boleh ngga
kalau ada guru dari sekolah lain mau ikut bantu ngelatih paduan suaranya?”
tanya bu Een.
“ Wah, dengan
senang hati. Tapi, apa iya ada guru sekolah lain yang mau susah-susah ke sini
untuk melatih anak-anak kita?”tanyaku.
“Iya, Ibu kenal
sama bu Amel SMP 2? Dia kan suka manggung sama organ yang mau disewa. Jadi pas ngobrol-ngobrol saya kesusahan buat ngelatih anak-anak, eh dia nawarin,” ujar bu
Een.
“ Alhamdulillaah,
kalau begitu. Sampaikan, dengan senang hati Ibu mengijinkan beliau. Malah
sangat berterima kasih,”kataku.
Benar saja, bu
Amelia begitu bersemangat mau melatih anak-anak kami. Walaupun tidak tiap hari,
ia memanfaatkan waktu ketika kosong jadwal di SMP 2. Patut diacungi 2 jempol
atas kesediaan dan semangatnya. Tanpa sungkan-sungkan ia melatih siswa kami layaknya siswanya juga. Karena selain parasnya
yang cantik, sikapnya juga ramah dan luwes, jadi anak-anak cepat akrab dan
patuh pada perintah-perintahnya ketika latihan.
Anak- anak yang
tadinya belum pernah bernyanyi diiringi musik, dalam waktu dua minggu sudah kompak berpaduan
suara. Ada dua kelompok paduan suara, yaitu kelas 8 untuk mengiringi ketika
pengalungan medali tanda wisudaan, dan kelas 9 untuk pentas di panggung, menyanyikan lagu-lagu perpisahan. Mereka
sangat bersemangat berlatih untuk merayakan acara perpisahan yang baru pertama
kali bagi mereka.
Ditunggu kelanjutan ceritanya Ambu
BalasHapusInsya Allah Bu, mudah2n tiao hari bisa nulis
HapusMantap Ambu. Semangat
BalasHapusAamiin.. makasih
HapusSemoga ditahun ini, acara bisa berlangsung spt dulu.
BalasHapusAamiin , makasih Pak
HapusWah...leadernya bergerak, pasukan pun ikut bergerak hehe...saluuut...
BalasHapusHehe... iya Pak... harus bergerak...
Hapus