Kaki Sisa
Pengalaman Tak
Terlupakan
“Aaaaugh! Aku berteriak
sekeras-kerasnya ketika aku merasakan sakit yang sangat di betisku. Seketika
tetangga empunya rumah berlari ke arahku.
“Ya Allah kenapa Eneng?” tanyanya sambil membopong aku ke berandanya.”‘Ya
Allah , darahnya ngucur begini? Neng, eneng kenapa?” tanyanya penasaran sambil
mengobati luka di kakiku. “Digigit anjing,” sahutku sambil terisak-isak.
“Ya Allah. Mak ambil cabe rawit sama cowet
Mak,”perintah Pak Amas, tetanggaku itu, kepada istrinya.
Lalu ia pun menggerus cabe itu, dan menempelkannya ke betisku.”Auwww.. .”
Aku merasa sakit luar biasa karena cabe yang ditempelkan ke luka itu.
“Sabar, ya Neng. Biar kuman-kumannya mati. Sekarang Mamang bawa Eneng ke ke klinik ya.” Ia pun menggendong ku. Setengah
berlari ia membawaku ke klinik yang tidak jauh dari rumah kami.
Lalu aku mendapat suntikan yang entah apa namanya. Lukaku pun mendapat
jahitan yang cukup dalam.
Satu minggu aku tidak bisa jalan, dan tentu tidak bisa ke sekolah. Selama
itu pula aku selalu teringat akan seringai anjing itu, mengerikan.
“Neng, coba cerita, kenapa sampai digigit anjing. Padahal itu anjing yang
jinak, piaraan Mang Amas,” bujuk ibuku ketika aku sudah mulai tenang.
“Eneng kan lewat rumahnya Mang Amas, terus Neng lihat ada anjing lompat
masuk ke kurungan anak ayam yang baru itu. Ya eneng kasihan sama anak ayamnya,
takut dimakan. Eh anjingnya lompat terus gigit kaki Eneng,”kataku menjelaskan.
“Oh,gituh? Anjingnya yang mana Neng?”tanya ibuku
“Itu yang bikang,”kataku.
“Oh, pantes, itu mah anjing lagi beraanak. Entar hati-hati ya kalau lewat
rumah mang Amas lagi,”kata ibuku.
Setelahnya paman-paman dan bibiku suka mengolok-olok kakiku, kaki sisa,
sisa gigitan anjing! Itulah pengalamaku ketika berusia 8 tahun. Sejak saat itu aku tidak suka bahkan takut kalu melihat
anjing. Untungnya di daerahku, tempat tinggalku sekarang, masyarakatnya anti
terhadap anjing. Bila ada njing langsung diburu warga untuk dibunuh.
*Bikang(Bahasa Sunda) : betina
aah ... sama Ambu, saya juga takut sama anjing.
BalasHapusBikang ... kalau ditempat saya ini nama kue Ambu hehe..
Oh? Hahaha.. lain daerah lain arti yah...
BalasHapusNah,tulisan Ambu sudah jadi siap disantap.
BalasHapusHehehe... selamat menyantap ya...
BalasHapusSaya kira bikang itu jenis kue, ngga taunya jenis kelamin ya😊
BalasHapusIya Bun hehe...
HapusMantap ambuu. Kakinya auhhh yah
BalasHapusAuuuh pisan Neng..
Hapus