Yang Meresahkan

 


Seketika setelah kami mendapat kabar bahwa ayah kami sudah tidaksadarkan diri selama tiga hari, kami pun bergegas pulang kampung. Ratusan kilo meter kami tempuh dalam waktu enam jam. Sesampainya di sana semua sanak saudara sudah berkumpul. Kami pun sempat menunggui ayah kami ketika menghembuskan nafas terakhir.

Dalam keadaan kalut kami tidak bisa jaga jarak, tetapi tetap pakai masker, mulai dari prosesi mengurus jenazah sampai ke pemakaman, pada malam harinya. Bersyukur, acara berlangsung dengan tertib karena dukungan para tetangga yang baik.

Setelah selesai semua prosesi, suamiku memutuskan untuk menghabiskan tiga hari cutinya mengikuti tahlilan untuk almarhum. Sementara itu, aku terlibat senda gurau melepas kangen dengan saudara-saudara yang jarang bertemu.

Lalu pada hari keempat kami pun balik ke perantauan. Di perjalanan, ada kehebohan di grup WA keluarga bahwa salah satu keponakan dinyatakan positif Covid-19! Tentu resahlah hati kami.

Sesampainya ke rumah anak sulungku meminta aku, suamiku dan si ragil, harus isolasi mandiri, tidak boleh keluar kamar masing-masing. Segala keperluan diantar sampai pintu kamar. Waduh, beginikah hidup dalam penjara?

Tetapi ada hikmah di balik kejadian ini. Si sulung sama adiknya jadi rajin memasak. Mereka pun melayani kami dengan sabar. Ketika waktu berbuka dan sahur, makanan sudah terhidang di pintu kamar. Wah enaknya serba dilayani. Padahal biasanya bagianku memasak, karena mereka mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.

Walaupun serba dilayani, tetapi rasa bosan melanda. Aku chat anakku agar mengizinkanku untuk duduk di ruang baca, dengan syarat jangan lepas masker. Bersyukur ia memahami kebosananku. Kemudian kami bisa ke luar rumah pada jam sembilan sampai jam 10 pagi untuk berjemur.

Sebenarnya kami tidak merasakan ada gejala aneh, seperti hilang penciuman, sakit tenggorokkan atau bahkan hilang perasa dan penciuman. Terlebih kami sudah mendapatkan vaksin dua kali. Namun rasa was-was menghantui kami. Sangat beralasan, karena seorang istri gubernur pun dinyatakan positif padahal sudah dua kali vaksin.

Sedari pagi kemarin, tak sabar rasanya menunggu hasil swab siang harinya. Tepat jam 11 siang aku mendapat chat WA untuk datang ke klinik untuk mendapatkan hasil swab. Ternyata hasilnya negatif! Ah, plong rasanya. Seketika, dunia indah kembali, Alhamdulillaah.

Komentar

  1. Alhamdulilah... Akhirnya yang meresahkan tlah lewat.... Kini mak mulai aktivitas lagi n sahur tidak lagi di siapkan oleh putrinya.. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi.. iya, walaupun capek ternyata nikmat terhindar dari paparan corona🤗

      Hapus
  2. Selalu ada hikmah di balik musibah. Benar, bukan?

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah akhirnya Ambu sudah tidak resah lagi. Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan-Nya

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah Ambu sudah kembali beraktifitas dan hikmahnya anak2 Ambu bisa mandiri tetap semangat Ambu

    Mohon kritik tulisan saya

    https://hernisbanah.blogspot.com/2021/04/x-yang-tak-berujung.html

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INDAHNYA NAN MERAYU

Media Sosial, Bahagia dan Sengsara

SEPULUH HARI PERTAMA DI TAHUN BARU Dalam Akrostik