Ketika Salat Susah Dilaksanakan
Pernahkah anda merasa bingung untuk bisa salat di mesjid? Saya pernah.
Kebijakan PPKM masa pandemi covid-19 periode 6 sd 20 Juli 2021 meliputi berbagai sektor kehidupan masyarakat, termasuk fasilitas umum tempat ibadah, mesjid.
Mesjid dilarang dibuka. Masyarakat ditegaskan untuk beribadah di rumah saja. Kita bisa maklum, hal ini ditujukan untuk mencegah terjadinya kerumunan orang ketika salat berjamaah, pengajian, dan sebagainya.
Kebijakan tersebut bagi masyarakat setempat di mana sebuah mesjid berada, mungkin tidak terlalu membuat resah. Namun bagi musafir atau orang-orang yang terpaksa harus bepergian karena suatu urusan penting, hal itu sangat meresahkan.
Ada pengalaman pribadi saya ketika dalam perjalanan pulang sehabis mengurus pembayaran pajak kendaraan. Saat itu jam menunjukkan pukul 15.00 ketika kami selesai mengurus segalanya dengan prokes yang sangat ketat.
Setelah membeli makanan pesanan anak-anak, kami melanjutkan perjalanan pulang. Waktu menunjukkan pukul 15.30-an. Lalu kami mencari masjid untuk salat.
Yang pertama didatangi adalah mesjid langganan kami bila sedang bepergian ke ibu kota kabupaten. Apa yang terjadi? Pintu gerbangnya digembok!
"Waduh, iya PPKM nich," suamiku berseru. "Gimana nich, Bu, kalau semua masjid tutup?" sambungnya dengan nada hawatir.
"Coba kita jalan aja lagi, mudah-mudahan ada yang buka," sahutku penuh harap.
Setengah jam berlalu, setiap masjid digembok.
"Astagfirullaaah. Ampuni kami, ya Allah, kami melalaikan kewajiban kami," gumamku dalam hati, ketika terbayang bahwa kami harus melaksanakan salat asar di rumah pada jam 5-an. Sangat terlambat!
Dengan terpaksa suami saya memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Di jalan berkelak-kelok dengan kecepatan 80KM/jam itu sangat menghawatirkan. Sepanjang jalan saya berdoa semoga Allah melindungi kami.
Mungkin bukan hanya kami yang mengalami kesulitan itu. Semoga pandemi segera usai, sehingga kita dapat beribadah dengan nyaman di mana pun.
Kebijakan PPKM masa pandemi covid-19 periode 6 sd 20 Juli 2021 meliputi berbagai sektor kehidupan masyarakat, termasuk fasilitas umum tempat ibadah, mesjid.
Mesjid dilarang dibuka. Masyarakat ditegaskan untuk beribadah di rumah saja. Kita bisa maklum, hal ini ditujukan untuk mencegah terjadinya kerumunan orang ketika salat berjamaah, pengajian, dan sebagainya.
Kebijakan tersebut bagi masyarakat setempat di mana sebuah mesjid berada, mungkin tidak terlalu membuat resah. Namun bagi musafir atau orang-orang yang terpaksa harus bepergian karena suatu urusan penting, hal itu sangat meresahkan.
Ada pengalaman pribadi saya ketika dalam perjalanan pulang sehabis mengurus pembayaran pajak kendaraan. Saat itu jam menunjukkan pukul 15.00 ketika kami selesai mengurus segalanya dengan prokes yang sangat ketat.
Setelah membeli makanan pesanan anak-anak, kami melanjutkan perjalanan pulang. Waktu menunjukkan pukul 15.30-an. Lalu kami mencari masjid untuk salat.
Yang pertama didatangi adalah mesjid langganan kami bila sedang bepergian ke ibu kota kabupaten. Apa yang terjadi? Pintu gerbangnya digembok!
"Waduh, iya PPKM nich," suamiku berseru. "Gimana nich, Bu, kalau semua masjid tutup?" sambungnya dengan nada hawatir.
"Coba kita jalan aja lagi, mudah-mudahan ada yang buka," sahutku penuh harap.
Setengah jam berlalu, setiap masjid digembok.
"Astagfirullaaah. Ampuni kami, ya Allah, kami melalaikan kewajiban kami," gumamku dalam hati, ketika terbayang bahwa kami harus melaksanakan salat asar di rumah pada jam 5-an. Sangat terlambat!
Dengan terpaksa suami saya memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Di jalan berkelak-kelok dengan kecepatan 80KM/jam itu sangat menghawatirkan. Sepanjang jalan saya berdoa semoga Allah melindungi kami.
Mungkin bukan hanya kami yang mengalami kesulitan itu. Semoga pandemi segera usai, sehingga kita dapat beribadah dengan nyaman di mana pun.
Alhamdulillah, di Bombana sini tidak sampai begitu, Ambu. Masjid tetap buka, sholat berjamaah masih tetap ditegakkan. Memang, kalau kota besar atau daerah ramai, PPKM berlaku, ya, keadaannya seperti itu. Bombana sini mah sepi, hehe...
BalasHapusIya Mas, padahal dibuka saja mesjid ga usah digembok hehe..
HapusSemakin hari semakin sulit saja, untuk shalat pun susah. Padahal bagi musafir, mesjid merupakan tempat tujuan utama, selain kita menunaikan shalat kita juga bisa istirahat melepas lelah selama di perjalanan. Semoga pandemi segera usai.
BalasHapusAamiin ya Allah..
HapusHuuf sedih ya bund jika harus salat terlambat hati kita resah. Namyn apa daya.. Saat ini banyak masjid yang di tutup. Alhamdulilah untuk di daerahku tidak sampai di gembok.
BalasHapusIya Bun, jd merasakan susahnya mau salat. Semiga tdk mengalami seperti ini Bun...
HapusAlhamdulillah di tempat saya tidak sampai ditutup seperti itu. Masih tetap dibuka dengan prokes ketat.
BalasHapusNah harusnya begitu ya Bu, orang bepergian kan harus salat di perjalanan...
HapusSediiihhh sekali memang menghadapi situasi yang seperti itu. Semoga pandemi ini segera berakhir.
BalasHapusAamiin ya robbal aalamiiin..
HapusBetul Ambu, saya juga pernah merasakan menemukan masjid yang digembok. Sedih sekali ...
BalasHapusIya Neng rasanya seperti gak boleh masuk rumah sendiri..😪
HapusWah, bener, Ambu. Saat PKMM memang banyak fasilitas umum yang ditutup. Masjid pun begitu. Kerasa banget ya betapa berharganya kemudahan salat seperti di masa sebelum pandemi.
BalasHapusBetul Pak. Baru nyadar ketika mudah untuk salat kadang masih lalai, astagfirullaah..
HapusBunda... Betul sekali, emak juga kalah bepergian jauh suka ikut berteduh di mesjid. Selain ikut sholat. Alhamdulillah dekat rumah mesjid2 masih dibuka. Asal mengikuti prokes dari petugas covid. Masih aman. Keren tulisannya 👍👍👍👍👍
BalasHapusMaaf jd menulih kalah=kalau salah jari nih 😂😂😂😂😂
BalasHapusIya betul Bu ... Bagi musafir persoalan.....di kota saya saat ini masjid Agung ditutup sesuai instruksi walikota no.....
BalasHapusSehubungan adanya PPKM darurat