SEHIMPUN TELELET

KEPAHITAN BERBUAH BERKAH

Oleh : Ambu Guru

Adalah sebuah kenangan
Masih lekat di dalam ingatan
Perjalanan yang sarat kepahitan.

Langkah ringkih tertatih
Meniti jalanan dalam perih
Terus berjuang tanpa pamrih
Curah segenap jiwa abaikan letih.

Paling dikenang dari semua kisah
Takkan bertahan dalam keluh kesah
Menempa diri menyelesaikan masalah
Walau susah sangat, takboleh menyerah
Namun, semakin lama fisik ini pun melemah.

Jalanan terjal berbatu hutan sepi kususuri
Menjadi rutinitas perjalananku sehari-hari
Inginnya kutegar, setegar pengabdian diri
Telah kutumpah semua tenaga pun materi
Tetapi, ternyata amatlah sakit tiada terperi
Akhirnya kuterbaring juga tak sadarkan diri.

Dalam sakitku masih ada secercah harapan
Senyum mereka yang mampu menegarkan
Semangat murid-murid membahagiakan
Seolah menghibur tuk tetap bertahan
Hingga kubisa berdiri dalam pijakan.

Tuhan, doaku telah Kau dengar
Kepahitanku impas Kau bayar
Tak disangka, di luar nalar
Jumlah yang begitu besar.

Tak ada lagi rasa gundah
Keberkahan melimpah
Berakhir dengan indah.

Cipanas, 23 Juli 2021



DUKA ANISA

Oleh : Ambu Guru

 

Karena ingin mandiri

Kuatkan mengejar jatidiri

Empat tahun menempa diri.

 

Berjuang mengejar cita dan harapan

Di tegah keadaan yang serba kekurangan

Kau rasa segala kepahitan dan keprihatinan

Namun, tak susut semangat demi masa depan.

 

Di benakmu, menjadi PNS adalah ekspektasi

Pendidik adalah profesi yang tinggi reputasi

Yang nyaris tak disekat  sekat posisisi

Jauh dari bersaing penuh ambisi

Terhindar dari rasa frustasi.

 

Hidup di rantau

Kau didera selaksa risau

Kehidupan kota nan memukau

Menjanjikan hidup penuh kemilau

Menguatkan iman di  diri agar tak silau

Segala godaan dan tawaran sanggup kau halau.

 

Kini tiba saat yang telah lama kau nantikan

Lulus sidang dengan nilai  memuaska

Namun, akankah terbayarkan?

Buah dari  perjuangan

Tuk menuai harapan.


Walau PPPK bukan untukmu, Anisa

Di sana masih ada jawaban asa

Tempat bagimu yang tersisa

Kuyakin kau pasti kan bisa.


Jalan terbentang di muka

Pintu-pintu lebar terbuka

Anisa, jangan berduka.


Cipanas, 20 Juli 2021




Komentar

  1. Semakin solid teleletnya Ambu .... mantap. Salam Literasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih apresiasinya Pak. Salam literasi.

      Hapus
  2. Aamiin..
    Terima semua dengan hati lapang
    Agar hati tak bimbang
    Tetap bertahan dan berjuang
    InsyaAllah kita kan menang..

    BalasHapus
  3. Mantap Ambu puisinya. Semakin memotivasi dengan cerita bermakna dlm bentuk puisi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah keasyikan telelet, bisa bercerita hehe.. makasih sudah mampir

      Hapus
  4. Keren... Ambu, puisinya PPKM kapan berakhir??? Murid2 sdh bosan belajar daring yg menghabiskan kuota dan waktu 👍👍👍👍👍
    😭😭😭😭😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mak, mdh2n segera menghijau lalu memutih pandemi ini..

      Hapus
  5. Semakin makin teleletnya Ambu.

    Saya masih bingung tentang konfigurasi, membuat saya berhenti sejenak menulis telelet.

    BalasHapus
  6. Bagus sekali doa Ibu untuk anaknya, semoga terkabulkan. Aamiin

    BalasHapus
  7. Terimakasih telah memberi pencerah buat saya pemula, sukses buat ibu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENAHAN GODAAN

Kata, Rasa, dan Rupa Kehidupan dalam Akrostik

SEPULUH HARI PERTAMA DI TAHUN BARU Dalam Akrostik