Ada Ironi untuk PTMT

 Menukil fenomena dewasa ini, ketika PTMT yang sangat diharapkan segera dilaksanakan, tetapi ketika dibuka kran malah enggan beranjak dari dunia semu.

Tidak semua begitu tentunya, tapi fakta terjadi di lapangan🙈. Perasaan prihatin aku ungkapkan dalam puisi telelet berikut ini:


LEARNING LOST

Oleh: Tini Sumartini


Hampir dua tahun berjalan

Rumah menjadi sekolahan

Malas belajar, malah rebahan.


Enam bulan pertama penuh semangat

Orang tua mendampingi anaknya, cermat

Kerjasama guru dan mereka terjalin erat

Bersama mengawasi anak dengan ketat.


Sudah dilaksanakan pembelajaran luring 

Secara berkala dilakukan moda 'guling'

Guru-guru rajin mengajar berkeliling

Kadang medan membuat pening 

Kulit keling kepala pun pusing.


Anak memiliki gawai sudah dusahakan

Namun, jaringan kuat hanyalah angan

Pembelajaran daring menjemukan

 Kuota belajar sangat disayangkan

Aplikasi belajar tinggal pajangan

Karena tidak bisa dimanfaatkan.


Semestinya, jaringan internet kuat

Sehingga sinyal memancar hebat

Media belajar bisa bermanfaat

Tak hanya mengandalkan chat

Anak belajar pasti semangat


Lantas, siapakah yang salah?

Bila belajar jadi bermasalah

Orang tua pun sudah lelah

Anak-anak makin berulah


Tetapi kita tak boleh menyerah

Apalagi hanya bilang terserah 

Kepada Tuhanlah kita berserah


Cipanas, 22 Agustus 2021


TERPERANGKAP ZONA NYAMAN

Oleh : Tini Sumartini


Janganlah kita pungkiri

Karena WFH, mereka iri

Kepada kita pegawai negeri.


 WFH memberi waktu luang di rumah

 Laksanakan tugas menjadi mudah

Tak lagi tempuh perjalanan lelah

Ongkos menjadi sangat murah.


17 bulan sudah bekerja dari rumah dijalani

Sinyal dan gawai yang setia menjembatani

Membuat media pembelajaran ditekuni

Urusan lain pun lebih mudah dilakoni

Namun, mengapa menjadi ironi?


Aduhai, banyak dari kita merasa kerasan

Mengajar daring menjadi kesenangan

Ketika kini PTMT harus dijalankan

Banyak yang merasa kelabakan

Enggan kembali pada keharusan

Duh, terperangkap zona nyaman!


Kini sudah waktunya kita kembali

Mari jalani dengan penuh peduli

Agar potensi siswa lebih tergali

Pembelajaran luring kita gauli

Ulah siswa 'kan terkendali.


Bangkitkan lagi semangat kita

 Menjalani kewajiban yang nyata

Sekolah dengan nyaman tertata

Sehingga pupus derai air mata.


Ayo bangun Indonesia tangguh

Generasi emas bangsa bertumbuh

Dengan segenap daya kita tempuh.


Cipanas, 22 Agustus 202

Komentar

  1. Selalu menggoda selera untuk membacanya. Keren. Lanjut!

    BalasHapus
  2. Curahan rasa yang penuh makna. Hingga tak kuasa menahan emosi.

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Tetapi kita harus selesaikan masalah

      Tidak boleh berhenti pasrah

      Kepada Tuhanlah kita berserah

      Ini saya buat bait terakhir Ambu....untuk hindari pengulangan ,kata serah. Mohon maaf ini masukan

      Hapus
    2. Terima kasih masukannya Pak🙏🙏

      Hapus
  4. Mantap. Guru swasta atau negeri yang pasti terus berbakti. Hehe

    BalasHapus
  5. Semangaat ibuuu🤩🤩🤩💪💪💪
    Kereeeen👍👍

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENAHAN GODAAN

Kata, Rasa, dan Rupa Kehidupan dalam Akrostik

SEPULUH HARI PERTAMA DI TAHUN BARU Dalam Akrostik