Masih telelet: Bukan Penulis Karbitan

-

 BUKAN PENULIS KARBITAN

Oleh: Tini Sumartini

Berkat seorang teman
Hati menjadi tertawan
Sungguh, bukan bualan.

Walapun diri tak memiliki kompetensi
Namun, berbisik hati untuk beraksi
Bergabung menjadi pegiat literasi
Mumpung terpancing motivasi.

Walaupun terseok aku jalani
Menimba ilmu selalu dilakoni
Dari para penulis yang mumpuni
Tetapi diri merasa minder tak berani
Teramat susah bagiku tuangkan opini.

Sementara, karir begitu mensyaratkan
Menulis buku adalah suatu tuntutan
Haruskah kuanggap hanya angan?
Dan ekspektasi aku hanyutkan?
Kontempelasi jiwa dalam renungan
Kulihat dalam hati masih ada harapan.

Kubangkit menguji kemampuan diri
Luapan semangatku tidak dikebiri
Agar kudapat mengejar, berlari
Berbagai referensi aku cari
Singkirkan sikap apriori.

Inspirasi pun datang bermunculan
Ada kemauan pasti 'kan ada jalan
Yang dahulu kuanggap impian
Kini karyaku sudah diterbitkan.

Dengan semangat mendidih
Menyertai usaha yang gigih
Yakinlah, cita dapat diraih.

Cipanas, 23 Agustus, 2021

Komentar

  1. Iisyoel23 Agustus 2021 pukul 08.45

    Mantap, ambu semangat terus... sy masih terseok-seok🤭🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tini Sumartini23 Agustus 2021 pukul 08.50

      Dimaklum bnyk tupoksi yg digarap ya.. tetap semangat..

      Hapus
  2. Dadang Huzazi23 Agustus 2021 pukul 09.14

    Tertawan, hingga menawan orang lain yang membaca

    BalasHapus
  3. Hernisbanah23 Agustus 2021 pukul 10.51

    Puisinya Ambu pasti jos dan keren wajib belajar nih

    BalasHapus
  4. E. Hasanah's Blog23 Agustus 2021 pukul 10.59

    Kerennnn ambu. Puisimu sll menyihir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tini Sumartini23 Agustus 2021 pukul 11.11

      Hehe.. makasih apresiasinya. Bu Hasanah juga mantap..

      Hapus
  5. Mak Ve Bukit Aman Musi Rawas23 Agustus 2021 pukul 11.28

    Wawww.. Kudu banyak belajar dr senior kami ini, mohon bimbingan ya bunda😘

    BalasHapus
  6. Miftahul Hadi, S.Pd., Gr.23 Agustus 2021 pukul 11.43

    wow, semangat ber telelet

    Semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus
  7. Wiwin Widiati23 Agustus 2021 pukul 13.05

    Terpincut pejuang literasi👍👍😍😍

    BalasHapus
  8. Supadilah23 Agustus 2021 pukul 14.40

    Cakep. Kalo ini memang pakarnya. Angkat topi buat Ambu

    BalasHapus
  9. Supadilah23 Agustus 2021 pukul 14.41

    Sebentar lagi jadi buku. Barakallah

    BalasHapus
  10. INFO.COM23 Agustus 2021 pukul 14.57

    Semoga cita dapat diraih sukses ya bu

    BalasHapus
  11. Pak D Susanto23 Agustus 2021 pukul 15.32

    Dengan semangat mendidih
    Menyertai usaha yang gigih
    Yakinlah, cita dapat diraih.

    Kita yakin itu.

    BalasHapus
  12. Sumarjiyati23 Agustus 2021 pukul 15.33

    Waaw mantab teleletnya bun...aamiin..
    bahagia karya telah terbit

    BalasHapus
  13. Tini Sumartini23 Agustus 2021 pukul 15.47

    Maaksih..

    BalasHapus
  14. Pipit Piharsi23 Agustus 2021 pukul 17.12

    Cakep teleletnya, Ambu 🥰

    BalasHapus
  15. Suyati Binyo Purbalingga23 Agustus 2021 pukul 17.13

    Puisi yang menginspirasi Ambu. Harus tetap semangat. Terima kasih.

    BalasHapus
  16. Ditta Widya Utami23 Agustus 2021 pukul 21.19

    Waah hihi kapan ya saya punya semangat mendidih belajar puisi. Heu ... Sok kabita mung teu acan sempet wae, Ambu. Hehehe

    BalasHapus
  17. indrawahyuddin23 Agustus 2021 pukul 21.37

    Semakin telelet, puisi teleletnya Ambu...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENAHAN GODAAN

-
Gambar
  Faksi : Menahan Godaan Menu sudah terhidang di meja. Variasi makanannya sungguh mengoda selera. Tuan rumah pastinya sudah berusaha keras untuk menjamu kami dengan hidangan spesial yang beraneka ragam. Ada plecing, beberuk, sop ikan, goreng ikan, sayur lebui, lengkap dengan kerupuk. Semakin lengkap lagi dengan adanya irisan pepaya dan es kelapa muda. Siapa yang tak akan tergoda? Namun, ada keraguan dalam hatiku, antara menyantap hidangan itu atau tidak. Tapi batinku segera berbisik, tak sopan bila aku tak makan. Sama dengan tidak menghargai kebaikan tuan rumah. Walah, harus bagaimana yah? Tapi baiklah, untuk menghormati tuan rumah, aku makan yang bisa kumakan. Aku menyendok nasi dan sepotong ikan goreng, lalu dituangi sayur lebui. Itu saja. Hmm, terasa nikmatnya ikan goreng bumbu yang gurih, dengan kuah sayur lebui yang segar. Kacang kedelai hitamnya begitu empuk. Dilengkapi kerupuk udang yang gurih. Lengkap sudah kenikmatan yang kulahap. "Dicicipi plecingnya, Mbak," ka...
Baca selengkapnya

Kata, Rasa, dan Rupa Kehidupan dalam Akrostik

-
Gambar
  Kata, Rasa, Rupa Kehidupan Oleh: Ambu Guru Kepada lisan kan kututurkan Ataupun kurangkai ia dalam lembaran Tentang sejuta cerita kehidupan Akankah kubisa merekam jejak dalam tulisan? Renjana kadang tak terwujud manis Adakalanya pahit menghujam tragis Sesekali bahagia pun menghalau tangis Aku telah jalani dengan pesimis pun optimis Rupa warna kehidupan telah kulalui Untaian ribuan kisah mewarnai  Putih hitam telah menempa pribadi Akhir nanti bahagia yang kuingini. Cipanas, 26 Januari 2023
Baca selengkapnya

SEPULUH HARI PERTAMA DI TAHUN BARU Dalam Akrostik

-
Gambar
  Sepuluh Hari Pertama   di Tahun Baru Oleh : Ambu Guru   S eiring   semburat jingga pertama   di ufuk timur E mbun pagi masih bergelayut manja di rerumputan P utih kabut pun masih enggan beranjak menyelimuti bukut-bukit U ntaian seruan azan saling bersahutan menggema menggetarkan jagat L alu langkah-langkah itu mulai menderap bangunkan kesunyian U mat manusia mulai bergeliat dalam putaran roda kehidupan H arapan indah di tahun ini mengiringi derunya   napas-napas untaian asa   H ari demi hari berganti hingga sepuluhnya terlewati A dakah semangat masih bertahta di sepanjang jalan? R aih harapan yang terangan jadi resolusi I htiar dan doa sudahkah jadi introspeksi?   P erjuangan   ternyata belum seberapa E ntitas kehidupan begitu sarat dengan sejuta opsi R enjana mesti tersusun matang tuk meraihnya T antangan dan kendala pasti kan tersua A ncama kegagalan pun kan meghadang      ...
Baca selengkapnya