Menguak Misteri Baduy (Bagian 1)
Ada Misteri Apa di Baduy?
Keingintahuan yang amat sarat berjejalan di setiap relung pikiran dan hatiku membawa langkahku menginjak tanah ulayat Baduy. Seketika kehangatan menjalari sepanjang urat kakiku ketika langkah pertama kuinjakkan di sana.
Hatiku terbius aura pemandangan yang kudapati. Mataku berbinar menyaksikan betapa tertatanya jajaran rumah-rumah panggung, yang berderet-deret rapi dengan atap menghadap hanya ke utara dan selatan.
"Sudah menjadi ketentuan bahwa rumah di tanah ulayat Baduy harus nyulah nyanda, artinya atap rumah menghadap ke utara selatan. Semakin keselatan semakin sakral rumah tersebut. Maka rumah ketua adat atau tetua berada di paling selatan," Pak Asep, pakar Baduy, yang mendampingi kami dalam kunjungan ini, menjelaskan.
Rasa takjub semakin bergema memenuhi ruang hati. Betapa tidak, masyarakat adat Baduy yang terkenal kental dalam kesederhanaannya begitu patuh, seiring sejalan, menjunjung tinggi hukum adatnya, kini kusaksikan dengan mata kepalaku sendiri.
Kulanjutkan menapaki jalan sepanjang kampung yang tertata rapi. Seakan aku memasuki dunia misteri, yang ingin kusibak lebar-lebar untuk kudapatkan jawaban atas semua tanya yang berkecamuk dalam hati.
Jalanan selebar satu meteran itu ditutupi batu-batu yang ditanam rapi, cukup nyaman kaki ini kupijakkan. Mata ini dimanjakan oleh bersihnya sepanjang jalan yang dilalui, tak ada sampah yang berani menampakkan diri.
Dalam kesederhanaan itu berpendar indah wajah-wajah wanita Baduy yang berbalut busana adat yang anggun. Kebaya hitam sederhana berpadu serasi dengan kain batik biru hitam corak khas Baduy. Kulit nan kuning langsat seakan terpelihara dengan skincare yang branded.
Ketika kutanya tentang rahasia perawatan wajahnya, gadis itu menjawab hanya memakai sabun mandi batangan dan pelembab dengan merek merakyat yang banyak dipakai oleh perempuan kebanyakan, dengan harga yang sangat bersahabat. Dewi, perempuan itu, begitu elok menandingi cantiknya artis India. Tak habis takjubku memandangnya, Maasya Allah...
Rasanya aku tak percaya atas kesaksian mataku, mendapati seorang Dewi cantik, yang sedang menenun kain untuk syal. Begitu eksotis, anggun memesona. Sejenak, pikiranku seakan melayang ke alam negeri dongeng. Tetiba kusadari semuanya nampak tanpa tabir di depan mataku.
Semakin ingin kucari jawaban atas seribu tanya yang menggunung dalam pikiranku tentang rupa kehidupan perempuan Baduy. Namun aku tak tahu, bolehkah aku bertanya, dan maukah mereka menjawab? Suku Baduy terkenal tertutup terhadap orang asing. Suatu saat ketika aku berkunjung kembali, ingin kudapatkan cerita tentang rupa warna kehidupan mereka. (Bersambung)
Saya tunggu sambungan nya Ambu...
BalasHapusSiap. Insya Allah..
HapusBaduy memang gak pernah bisa habis untuk di ulas ya, keren Ambu👍
BalasHapusBtw..orang Baduy mandinya sudah pakai sabun juga ya ambu, saya kira mandinya pakai tumbuhan yg ada,saya baru tahu
Betul Bu. Kalau Baduy luar sudah boleh pake sabun. Baduy dalam yg masih dilarang katanya
HapusMantapz ambu
BalasHapusSemakin tertarik dengan kebudayaan Baduy, terimakasih pemaparannya jadi semakin tahu. Ditunggu kelanjutannya.
BalasHapusTurut merasakan betapa asrinya di sana, lebih seru kalau nginep ya ambu...
BalasHapus