Pentigraf: Semakin Tua Semakin Menjadi
Postingan Pak Haryanto tentang pentigraf, sungguh menarik pembaca sepertiku yang masih saja kesulitan menulisnya.
Isi postingan yang dimuat pada Senin Blog Walking, Senin, 21 Februari 2022, di sini
berisi undangan lomba menulis pentigraf. Tema yang diusungnya adalah Peribahasa. Artinya peserta menulis cerita tiga paragraf yang bertema salah satu peribahasa. Sebut saja misalnya: Air Beriak Tanda Tak Dalam, Semakin Tua Semakin Menjadi, dan sebagainya.
Aku lebih tertarik membuka link yang beliau sematkan di blognya.
Di sana kita bisa membaca contoh-contoh karya Pak Haryanto tentang pentigraf bertema peribahasa tersebut. Keren!
Aku jadi ingin juga menulis sebuah cerita kisah nyata yang konyol. Mudah-mudahan memenuhi kriteria sebuah pentigraf. Di bawah ini aku tuliskan cerpen tersebut. Semoga pembaca berkenan membacanya dan memberi komentar. Salam..
Semakin Tua Semakin Menjadi
"Bu, besok hari terakhir pembayaran pajak mobil kita, ternyata. Waduh!" kata suamiku sore itu. Aku paham kegelisahannya karena uang kami sudah menipis. Mengapa aku juga lupa menggangarkannya? Tak terasa ternyata satu tahun berlalu begitu cepat, sejak pembayaran pajak yang lalu.
Malamnya, kulihat ia berpikir keras bagaimana mendapatkan uang secepatnya.Tabungan habis karena baru saja kami mendapat musibah yang menguras uang kami. "Ya sudah , pakai aja cincin Ibu, lima gram cukup kan, Pak?" Ia menatapku seakan tak percaya. Aku mengangguk ketika ia memastikannya. Ia janji akan menggantinya secepatnya. Keesokan harinya aku serahkan uang dari menjual cincin itu. Ia nampak lega.
Aku lebih tertarik membuka link yang beliau sematkan di blognya.
Di sana kita bisa membaca contoh-contoh karya Pak Haryanto tentang pentigraf bertema peribahasa tersebut. Keren!
Aku jadi ingin juga menulis sebuah cerita kisah nyata yang konyol. Mudah-mudahan memenuhi kriteria sebuah pentigraf. Di bawah ini aku tuliskan cerpen tersebut. Semoga pembaca berkenan membacanya dan memberi komentar. Salam..
Semakin Tua Semakin Menjadi
"Bu, besok hari terakhir pembayaran pajak mobil kita, ternyata. Waduh!" kata suamiku sore itu. Aku paham kegelisahannya karena uang kami sudah menipis. Mengapa aku juga lupa menggangarkannya? Tak terasa ternyata satu tahun berlalu begitu cepat, sejak pembayaran pajak yang lalu.
Malamnya, kulihat ia berpikir keras bagaimana mendapatkan uang secepatnya.Tabungan habis karena baru saja kami mendapat musibah yang menguras uang kami. "Ya sudah , pakai aja cincin Ibu, lima gram cukup kan, Pak?" Ia menatapku seakan tak percaya. Aku mengangguk ketika ia memastikannya. Ia janji akan menggantinya secepatnya. Keesokan harinya aku serahkan uang dari menjual cincin itu. Ia nampak lega.
Ia pun bersiap-siap untuk pergi. Ia keluarkan sepeda motor dan memanaskannya. Tapi kemudian ia masuk lagi ke dalam rumah, dan menuju kamar kecil. Sepuluh menit kemudian ia nampak pucat pasi dan terlihat khawatir. "Bu uangnya di mana? Ya Allah, Bu. Perasaan Bapak naruh tas kecil itu di motor, tapi sekarang gak ada." Aku ikut kaget bercampur khawatir. Jangan-jangan benar tas itu lenyap diambil orang. Memang depan rumah adalah jalanan ramai orang lalu lalang. Begitu kubuka pintu itu, Alhamdulillaah! Untungnya aku ke kamar mandi. Dasar Bapak ini, makin tua makin menjadi .....penyakit lupanya.
Wah ide ceritanya mantab Ambu. Bahkan isi petibahasanya pas.....jika ini pebtigraf tinggal jumoah katanya jika lebih 210 kata...mohon dimampatkan lagi ambu nggih.
BalasHapus( Baru sy cek ada kelebihanbfikit 224. Kata)
Dan di paragraf 3 bisa diperpendek dengan twis yg menarik.
Siip Ambu. Lanjut
Wah senang sekali mendaoat masukan dr Bapak. Makasih Pak...
HapusWah, keren tulisannya Buk. Saya hanyut di tiap perubahan emosi di paragrafnya. 😍👍👍
BalasHapusMakasih apresiasinya , Bu..
HapusAmbu sudah pintar nulis pentigraf. Ambu multitalenta. Keren.
BalasHapusAduh jd tersanjung, makaaih Bu. Masih belajar dan belajar hehe..
HapusAmbu memang yess..bukn hanya pawai dalam menulis puisi namun juga buat pentigraf.. keren Ambu .
BalasHapusMakasih Bu. Belum piawai hehe..
HapusWah Ambu keren pentigrafnya. Ingat dl senang baca tulisan genre spoof atau recount karena pendek2.
BalasHapusMakasih bu Hasanah. Betul mirip teks recount ya pentigraf ini..
HapusLuar biasa...Ide ceritanya,Betul sekali kalau sdh usia lanjut seperti emak 56 thn suka lupa.Contoh nyimpan hp kadang2 ada di tempat bumbu dapur.Krn lagi masak ,ada tlp ha...
BalasHapusSudah lumrah ya Mak, karena usia hehe..
HapusMasya Allah ceritanya keren bgt dan lucu...mau ketawa tp takut dosa hehe..
BalasHapusHehe... ngetawain si bapak yah?😁
HapusGak apa2 kan cuma cerita koq..
Kok ceritanya seperti diri saya yaa... Sering lupa mencantolkan kunci, terutama kunci motor dan kunci pintu rumah.
BalasHapusCerita yang menarik Ambu. Saya malah belum berani lagi untuk menulis pentigraf
Hahaha.. jngn2 ntar makin tua makin menjadi hehe..
HapusBerarti, tasnya ada di kamar mandi? Haha..
BalasHapusAtau motornya yang dimasukkan di kamar mandi?
Hahaha.. silahkan menebak sendiri yah.. 😁makasih sudah mampir.
HapusPentigraf ?.. wah.. tulisan ambu menginspirasi saya untuk belajar pentigraf juga..
BalasHapusAjari aku ambu...
Semakin tua semakin tambah lupa.
BalasHapusMenyimak Ambu..ayo ikut ada Antologi juga pentigraf di PMA
BalasHapus