PEREMPUAN YANG TERBUNGKAS:

 "Perempuan yang Terbungkas" sebuah novel hadiah istimewa dari Bunda Kanjeng dalam undian Kamis Menulis beberapa minggu yang lalu. 


Novel ini sarat akan nilai-nilai kehidupan. Banyak pesan yang disampaikan, tercermin dalam raingkaian kisah nyata perjalanan seorang perempuan bernama Diah.

Kisah nyata dalam novel ini mengambil setting di Solo tahun 1970-an hingga kini. Kisah seorang gadis remaja sederhana tapi ambisius. Karena merasa diabaikan kehadirannya oleh keluarganya, Diah menjadi pribadi yang keras kepala. Hanya dari neneknyalah, Eyang Retno, ia mendapatkan kasih sayang dan perlindungan yang tidak ia dapatkan dari kedua orangtuanya.

Perjalanan asmaranya yang malang ia harus menanggung beban melahirkan dan membesarkan anak tanpa ayah dan hidup jauh dari keluarganya. Saat itulah ia dipertemukan dengan teman dekatnya waktu SD, tetapi sekarang ia menjadi seorang lesbian yang mapan hidupnya. Ia membantu Diah bangkit dari kesulitan hidup. Namun Diah harus lari darinya karena ia wanita normal tidak mungkin menerima hasrat dari lesbian itu.

Kisah hidupnya berlanjut dengan membina rumah tangga bersama seorang duda beranak dua, Marwoto. Ia adalah pengusaha yang sangat sukses dan menjadi orang yng terpandang di Solo. Namun, sayangnya Marwoto bukan suami yang baik. Walapun terpuruk, Diah dapat bertahan dan bangkit menjadi wanita yang tangguh, ia adalah pengusaha butik yang sukses.

Kisah demi kisah pahitnya ia jalani dengan sabar dan selaku berusaha menggapai rida Illahi. Setelah kematian Marwoto, ia seakan menghirup udara di dunia baru. Segala penderitaan dan tekanan batin selama hidupnya akhirnya Allah ganti dengan kebahagiaan dengan dipertemukannya dengan cinta sejatinya yang ia tinggalkan dulu. 

Begitulah ringkasan isi novel cantik ini yang ditulis oleh Bunda Sri Sugiastuti atau Bu Kanjeng. 

Kepiawaian Bu Kanjeng dalam menulis novel ini sangat terasa ketika menyampaikan pesan-pesan baik yang tersurat maupun tersirat dalam rangkaian cerita. Saya sangat kagum terhadap beliau dalam menuangkan cerita yang bagai mengalir dan membawa pembaca serasa menyaksikan langsung setiap peristiwa yang terjadi.

Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada Bunda Kanjeng atas hadiah novel yang istimewa ini. Semoga saya dapat meneladani Bunda untuk terus berkarya.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INDAHNYA NAN MERAYU

SEPULUH HARI PERTAMA DI TAHUN BARU Dalam Akrostik

Media Sosial, Bahagia dan Sengsara