Tabukah Kompetisi dalam Pembelajaran?

 


Dalam KBBI, istilah kompetisi sama artinya dengan persaingan. Dalam Wikipedia, kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok.

Istilah kompetisi sering kita temukan dalam bidang olah raga. Seperti yang sekarang sedang berlangsung yaitu kompetisi sepak bola dunia. Kompetisi tersebut diikuti oleh banyak negara dari berbagai belahan bumi. Mereka bersaing untuk memperebutkan peringkat terbaik dunia.

Tidak hanya dalam olah raga, istilah kompetisi juga dikenal dalam segi kehidupan yang lain, bahkan dalam setiap segi kehidupan manusia ada kompetisi.

Dalam dunia usaha, setiap pengusaha bersaing untuk menjadi yang terbaik agar perusahaannya sukses meraup untung yang banyak sehingga dapat memakmurkan warga perusahaannya, disamping menguntungkan dirinya tentunya. Kompetisi tidak pernah lepas dari masalah bisnis. Apalagi dalam perdagangan, menjamurnya iklan yang menarik adalah salah satu bentuk kompetisi untuk merebut hati konsumen.

Dalam dunia yang kita geluti sehari-hari, dunia pendidikan, kompetisi itu masih kental. Baik bagi pendidiknya maupun peserta didiknya. Sudah tidak asing ribuan bahkan ratusan ribu lulusan SMA bersaing untuk diterima di perguruan tinggi negeri pavorit. Sudah tidak asing pula sarjana lulusan ilmu keguruan berkompetisi untuk menjasi ASN.

Bagaimana dalam proses pendidikan atau khususnya pembelajaran di tanah air? Apakah kompetisi ini juga ada? Jawaban jujur: ada. Yang namanya peringkat kelas itu adalah hasil dari kompetisi antar peserta didik. Walaupun dalam kurikulum yang sekarang berlaku tidak boleh ditekankan adanya kompetisi antar siswa, tetapi tidak bisa lepas dari itu. Mengapa?

Kompetisi atau persaingan yang sehat dalam proses pembelajaran sangat bermanfaat untuk memacu motivasi siswa dalam belajar. Karena pada dasarnya manusia merasa senang atau bahkan bahagia bila mendapatkan penghargaan. Penghargaan menjadi siswa berprestasi, yang tentu didapat melalui proses belajar yang dimotivasi dengan adanya kompetisi.

Bila memang kompetisi dalam belajar tidak boleh ditonjolkan lalu mengapa ada kompetisi dalam hasil belajar? Mengapa ada wadah yang mengakomodir kegiatan kompetisi? Seperti Kompetisi Sain Nasional, contohnya.

Menurut saya, kompetisi antar siswa baik perorangan maupun kelompok itu tetap diperlukan, untuk memotivasi usaha mereka agar proses berlangsung dengan semangat, dan mencapai hasil yang optimal. Tentunya kompetisi yang sehat, yang didasari oleh niat baik, dan menerapkan kompetensi abad 21 yaitu: creative, critical tinking, communication dan collaboration.

Lalu mengapa penghargaan untuk peringkat terbaik di kelas tidak diakomodir dalam buku Laporan Hasil Belajar era sekarang? Bila jawabannya memihak kepada anak yang low competition, baiklah cukup yang peringkat tiga besar saja yang ditetapkan. Dengan begitu kita bisa menghargai jerih payah anak yang berprestasi, dan tidak menyudutkan anak yang kompetensinya rendah.

Atau bila alasannya karena menyalahi salah satu kompetensi abad 21 yaitu kerjasama, hendaknya dikondisikan saatnya kerjasama diperlukan dan saatnya individual difasilitasi. Bukankah kita berharap anak memiliki daya juang dan daya saing untuk menghadapi kehidupan kelak? Yang terjadi sekarang, anak biasa kerjasama dalam mengerjakan tugas-tugas belajar, sehingga ketika ulangan pun mereka kerjasama! Melenceng sudah dari nilai kejujuran dan kemandirian. Haruskah begitu?

Kesimpulannya kompetisi yang sehat antar siswa tetap diperlukan karena  memperkuat motivasi belajar. Mengapa harus dihilangkan?

Demikian ulasan saya tentang pentingnya kompetisi dalam pembelajaran. Kritik saran sangat saya nantikan untuk menambah wawasan. Salam literasi.

Komentar

  1. Ulasan cerdas Ambu
    👍👍 🌹 Aku kasih mawar buat Ambu 🌹

    BalasHapus
  2. Setuju kompetisi tetap harus ada, yang sehat tentunya.

    BalasHapus
  3. Kompetisi tetap ada dlm kehidupan ini... Hal itu yg membuat kita lebih semngat..💪🏻💪🏻🥰

    BalasHapus
  4. Pemicu sebuah usaha adalah kompetisi. Setuju....

    BalasHapus
  5. Untuk.nerkompetisi tidak tahu ambu bila aturan mainnya sesuai rambu yang ada

    BalasHapus
  6. Kompetisi diiringi dengan cara sehat sertaaturan yang benar ,baru cakep

    BalasHapus
  7. Keren...berbagi tulisannya ,Semangat untuk sukses

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INDAHNYA NAN MERAYU

SEPULUH HARI PERTAMA DI TAHUN BARU Dalam Akrostik

Akrostik: Merdeka Bangsaku