SATU MINGGU YANG MENYEBALKAN
“Klik,” bunyi notifikasi pesan WA masuk, Ranti
membacanya.
“ Hai.. dengan Ranti kan?” pesan dari seseorang
dengan nomor tak dikenal.
“Maaf, siapa ini?” Tanya Ranti.
“Kawan lamamu di SPG dulu,” jawab orang itu.
“ Kalau memang teman saya, kenapa nggak bilang
siapa namamu? Kan teman saya di SPG banyak,” jawab Ranti.
“ O.K. tapi teman dekatmu kan gak banyak. Dulu
kamu bilang aku satu-satunya laki-laki di hatimu,” jawab orang itu.
Deg! Hati Ranti merasa kaget dan keki dengan pesan lancang yang datang dengan
tiba-tiba itu. Ingatannya melayang ke waktu 20 tahun yang lalu. Bagaimana bisa
lupa kepada seseorang yang pertama kali menyemai bunga-bunga di hatinya namun
sekaligus menebar duri yang sangat menyakitkan. Lama sudah ia mengubur kenangan
masa lalunya, tiba-tiba kini terusik kembali dengan pesan di WA itu.
“Hey.. koq ga balas lagi ? Mengganggu yah? Maaf
dech bila mengganggumu. Aku pamit dulu yah,” sambung orang itu.
“Siapa sih orang ini? Lancang amat. Jangan-jangan
yang ngaku-ngaku teman lama, apa maksudnya coba iseng-iseng gini?” batin Ranti
menggerutu.
Ranti sudah 17 tahun merantau ke satu desa di Bandung sejak
diangkat menjadi PNS di salah satu SMP di desa itu. Hidupnya cukup bahagia
bersama suami dan dua orang putri yang manis-manis. Walaupun rumah tangganya
tidak seperti kebanyakan, karena suami bekerja di kota lain, tetapi kehidupan
mereka cukup harmonis. Suaminya selalu pulang tiga hari sekali.
Tiga hari berlalu sejak pesan dari orang tak
dikenal , yang disebut Ranti Si Iseng. Ranti sudah melupakan keisengan
tersebut. Namun tiba-tiba pesan masuk lagi dari si Iseng,” Hello, Ranti, lagi
di sekolah yah?” tanyanya.
“ Hey, apa mau kamu?” tanya Ranti kesal.
‘Ih, galak amat yah Bu Ranti, hehe..,”jawab si
Iseng.
“ O.K, apa maksudmu tiba-tiba menghubungiku? “
tanya Ranti.
“Well, silaturahmi aja, ga boleh?” tanya si Iseng.
“ Apa perlunya ?” tanya Rant kesal.
“Saya ingin bertemu sama kamu, saya ingin minta
maaf atas apa yang saya lakukan dulu,” jawab si Iseng.
“ Sudahlah gak perlu juga, lagian saya gak yakin
juga siapa kamu,” kata Ranti.
“ Baik, saya ingin kenal sama suami dan
anak-anakmu. Suamimu teman sekelas kuliah kamu kan? Pasti kamu sudah bahagia
sekarang, apalagi dikaruniai dua putri yang manis-manis,” kata si Iseng.
“ Kalau kamu memang serius mau bersilaturahmi
dengan keluargaku, kenapa foto profil WA kamu ga dipasang? Bagaimana saya bisa
percaya kalau kamu benar-benar teman lama waktu di SPG,” balas Ranti.
“Baik, nanti kamu akan kenal siapa istri saya dan
dua anak kami. Jadi boleh yah saya menemuimu?” tanya si Iseng.
“Kalau kamu mau datang ke rumah saya silahkan,
nanti saya perkenalkan dengan suami dan anak-anak,” kata Ranti. “Datanglah hari
Sabtu atau Minggu, agar keluarga saya sedang ngumpul,” sambung Ranti.
Keesokan harinya Ranti menerima pesan WA dari si
Iseng,” Hello, Bu Ranti, sedang jam istirahat, bukan?”
“Koq tahu? “ tanya Ranti
“Ya kira-kira aja sih, saya juga kan ngajar, kita
sama-sama guru,” kata si Iseng.
“Aduh, kamu tuh siapa sih? Pake ga mau nyebutin
nama kamu, rahasia amat?” tanya Ranti
“Hehe..saya mau bikin surprise buat kamu, makanya
kita ketemuan dulu yuk sebelum saya main ke rumah kamu,” jawab si Iseng.
“ Kamu tuh di mana? Istri orang mana? Tapi ah
sabodo saya gak perlu tahu juga,” sambung Ranti.
“ Ih.. kamu tuh judesnya gak berubah, tetep kayak
dulu. Jadi inget masa lalu nih..,” kata si Iseng.
“O.K. gini aja , kalo kamu bener-bener berniat
baik, silahkan datang aja ke sisni ke sekolahku,” kata Ranti.
Mendapat jawaban itu si Iseng sangat senang ,” Wah
bener nih , serius yah boleh datang menemuimu? Ah senang sekali hatiku.”
“ Serius, saya tunggu,” kata Ranti. Ia pikir bila
menerima tamu laki-laki lebih baik di sekolah dari pada di rumah. Ia bisa
menerimanya di ruang tamu sekolah.
Ada perasaan yang tidak bisa digambarkan dengan
kata-kata. Antara heran, penasaran dan ingin membuktikan bahwa orang itu memang
benar-benar dari masa lalunya.
“Aduh kenapa aku ini? Kenapa dibolehkan yah dia
menemuiku? Bagimana kalau benar-benar ia itu si Bagas. Ah, bodoh aku!
Tapi...... kan belum tentu dia,” Ranti berbicara sendiri.
Keesokan harinya si Iseng mengirim pesan WA ,”
Hey, Ranti.. how are you d....?”
Ranti menjawab,” fine ,thanks. Jadi mau ke sini?”
“Aduh maaf, belum belum bisa hari ini. Mendadak
ada mahasiswa yang minta bimbingan skripsi ini,” jawab si Iseng.
“ Oh? Kamu dosen yah? Di mana?” tanya Ranti
“Maradina,” jawab si Iseng, “Saya ada waktu siang
ini, sehabis dari kampus, bisa meluncur ke tempatmu tapi gak sampai sekolah,
keburu bubaran kan sekolahnya? Tanya si Iseng.
“ Maaf, saya gak bisa,Pak Dosen,” tegas Ranti
“ Hmm. Ran.. kenapa yah aku selalu ingat sama
kamu. Aku berusaha nyari-nyari nomor
kontak kamu. Aku dapet ni dari si Arif teman kita yang sekampung
denganmu dulu,” kata si Iseng.
“Hmm ini orang, kenal juga sama si Arif sobatku di
kampung,” bisik hati Ranti. “ Kenapa gitu sampai cari-cari no kontak saya?
Tanya Ranti.
“ Entahlah.. dikau harus tahu jauh di lubuk hati
ini selalu ingat namamu, aku merasa punya dosa besar sama kamu, ” kata si
Iseng.
“ Ga usah ngegombal,Pak. Kita ni udah tua hehe...
lagipula saya sudah tidak mengingat-ingat masa lalu,” tegas Ranti. “ Maaf sudah
dulu yah, jam istirahat habis, saya mau ke kelas,” sambung Ranti.
‘O.K bye d..., have a good time,” jawab si Iseng.
Padahal Ranti tidak ada jam tatap muka siang itu.
Ia hanya tak ingin membuka peluang bagi si Iseng untuk lebih jauh lagi
mengumbar kata-katanya yang membuat Ranti merasa jengah. Namun pikiranyya kini
mulai mengembara ke masa lalu. Bagas laki-laki cinta pertamanya. Ia yang
membawa Ranti mengisi hari- hari indahnya. Teman-temanya menjuluki mereka
dengan sebutan Galih dan Ratna, pasangan tokoh film romantis remaja pada zaman
itu. Namun hubungan mereka harus kandas karena kehadiran gadis lain tepat
menjelang hari perpisahan kelas 3 yang
menorehkan luka yang sangat dalam bagi Ranti.. Hari perpisahan kelas itu
menjadi hari terakhir mereka bertemu, 20 tahun yang lalu. Dan kini luka itu
terkuak kembali, walaupun bukan rasa sakit yang terasa namun cukup membuat
resah. Resah karena rasa marah dan kesal terhadapnya yang ia pendam selama ini.
Ya Allah , ampuni hamba dan lindungi hamba dari
godaan ini,” bisik hati Ranti. Bersegeralah ia mengambil wudu dan membaca Al
Quran.
Saat itu pagi yang cerah di hari Sabtu. Terdengar
notifikasi pesan masuk di WA ,” hello, good morning d....” si Iseng menyapa.
“ apa sid d..?” tanya Ranti alih-alih menjawab
malah balik bertanya.
“d ? dear.....,” jawab si Iseng. “Maaf Bu guru,
kalu saya lancang yah,” sambungnya.
“ Ga lucu, bagaimana kalo istri kamu tahu? Padahal
ga seperti apa yang ia kira, dan saya ga suka,” kata Ranti.
“ Baik Bu Guru, saya gak akan mengulangi,
maafkanlah yah..,” kata si Iseng.
“Maaf saya mau ke kelas,” kata Ranti.
“ Eh sebentar, saya mau ngasih tahu kalo sore ini
saya jadi berkunjung ke rumah kamu, boleh kan? Benar-benar hanya ingin bertemu
keluargamu, boleh yah.?” Tanya si Iseng.
“Kalau niat kamu bener mau silaturahmi, silahkan
datang, bawa keluargamu juga,” kata Ranti.
“ Baik, nanti kamu akan tahu siapa istri dan
anak-anakku,ok? See you this afternoon,” kata si iseng.
Ranti menjawab,” See you too.”
Sepulang sekolah Ranti memasak untuk menyambut
tamunya dan juga suaminya yang akan pulang. Masakan sederhana namun ia pikir
tidak akan memalukan. Bagaimanapun tamu harus dihormati.
Jam tiga sore waktu yang dijanjikan si Iseng untuk
datang. Namun suaminya pun belum juga
datang, Padahal biasanya sebelum dia pulang dari sekolah, suaminya sudah ada di
rumah. Tiba-tiba suara pintu diketuk dan suara salam ia dengar. Ternyata
suaminya yang datang.
“ Pa, mau makan sekarang? sudah siap sih. Tapi
baiknya menunggu tamu mama yah. Biar makan sama-sama.” kata Ranti kepada suaminya.
“Memangnya siapa yang mau datang?” tanya suaminya.
“Teman mama dulu katanya,” jawab Ranti.
“Koq katanya?” tanya suaminya terlihat heran.
“iya, aku juga gak yakin, tapi ia bilang mau
berkunjung, ingin silaturahmi dengan keluarga kita,” jawab Ranti.
“Oh, begitu? Baik, Bapak salat ashar dulu
yah.”kata suaminya.
“Iya, Pak. Gantian aja ya salatnya takutnya tamu
datang,” kata Ranti
Ranti merasa gak enak hati, dan bertanya-tanya
jadikah si Iseng dan keluarganya datang atau tidak. Tiba-tiba HP-nya berdering,
si Iseng yang menelepon. Saat itu
suaminya mendekat duduk di kursi berhadapan dengan Ranti. Sementara
Ranti belum juga menjawab teleponnya.
“Kenapa gak di jawab? “Tanya suaminya. “ayo jawab saja,” sambungnya.
Ranti pun menjawab dengan ragu-ragu,” Hallo..”
“ Hallo...Ranti sayang..” kata si Iseng
“Deg” Ranti kaget bukan main karena yang dia
dengar barusan adalah yang diucapkan suaminya yang ada di hadapannya.
“Jadi....?” tanya Ranti
“Ya, ini aku, Ma.. hehehe....,” jawab suaminya.
“ Ya Allah, Si bapak, apa maksudnya jadi trouble
maker yang menyebalkan itu?” kata Ranti setengah marah.
“Hahaha... maafin Bapak ya Ma..., bercanda aja mau
nunjukkin HP baru. Ternyata mama istri Bapak yang baik,” rayu suaminya.
“ Tahu ah, gak lucu,” jawab Ranti dengan keki.
Aiih...saya pernah mengalaminya, tapi bukan buat nunjukin hp baru.. tes katanya...
BalasHapusBegitulah suami yah...
HapusWoooww kereenn
BalasHapusMakasih Bu Iis...
HapusWah... Ambu, sy terkesima dengan ceritanya, keren deh....top banget.
BalasHapusMakasih apresiasinya Bu Yuningsih
HapusEndingnya itu bener2 dibikin surprise, ga hanya buat Ranti, tp jg buat prmbaca
BalasHapusSuper mantul pokoknya 👏👏👍🏆
Makasih Pak Dani, suhunya cerpen...
HapusIni bener2 membuat ay deg degan..keren Ambu.
BalasHapusWah ikut degdegan ya Pak? Makasih apresiasinya..
HapusCeritanya bikin penasaran 🤭
BalasHapusMantuul ibuu
Hehehw.. makasih..
HapusAmbu...aku jadi ikut deg-degan plus terkejut. Ahhh romantisnya . Semoga Ambu dan suami selalu berada dalam lindunga-Nya
BalasHapusMakasih Bu Ai, aamiin..
HapusWaduuuuhhhh....sudah ikut deg-deg an saya bacanya...selamat ya Bun, dapat kejutan HP baru...😀😀
BalasHapusHehehe... makasih Pak Nas..
HapusSemangat Bu terus berkarya
HapusPasti endingnya keren...
BalasHapusMakasih Bu...
HapusAsyik.berbercerpen ria
BalasHapusHahaha.. belajar Bun.. ternyata asyik juga yah...
HapusPenasaran, bikin terus baca sampai selesai. Asyik juga tuh si Pak Swami, he...he333
BalasHapusHehe... makasih Bun...
HapusKena Prank tp happy ending. Dapat hp. So sweet.
BalasHapusHahaha... iya prank kt anak zaman now...
HapusTernyata bukan si Bagas....
BalasHapusSaya sampe deg degan pas bilang "hallo.. Sayang",
Ehhh.. Ternyata bapake
Hehehheeh
Kena prank juga yah hahaha...
HapusKeren banget ceritanya, alurnya enak diikuti. Baper juga bacanya. Pingin marah juga diisengin seperti itu. Josssss tenan
BalasHapusBener, menyebalkan...
Hapus