CATATAN PERJALANAN KEPALA SEKOLAH DAERAH TERPENCIL (BAGIAN 19)
Kilas balik, empat bulan sebelumnya. Saat itu bulan ketujuh aku menjalankan
tugas di sekolah kecil yang miskin ini,
saat aku jatuh sakit. Untuk berobat ke sana ke mari tentu menghabiskan
uang yang tidak sedikit menurut ukuranku. Sementara uangku habis dipakai menggalang
operasional sekolahku selama tiga bulan. Memang keadaan keuangan keluarga kami
tidak berlebih. Hanya cukup untuk membiayai kuliah dua orang anak dan biaya
studiku di S2. Namun bila tidak begitu,
aku tidak tega membayar honorarium guru-guru menunggu 3 bulan lamanya ketika
uang BOS cair. Keadaan ekonomi mereka yang sebagian besarnya lemah menyentuh
rasa iba dan keibuanku.
Memang tidaklah wajib bagi seorang kepala sekolah untuk menggalang semua
biaya operasional sekolah sambil menunggu cairnya dana BOS. Namun aku berpikir
bagaimana roda kehidupan sekolah terutama dalam Kegiatan Beajar Mengajar akan
berjalan dengan baik, bila urusan perut guru-guru diabaikan. Karena pasti akan berimbas pada kondusifitas sekolah.
Sedangkan sekolah ini sangat menggantungkan dayanya kepada guru-guru honorer,
sejak tidak adanya PNS seorang pun.
Bulan ke sembilan dana BOS cair. Aku bisa sedikit bernapas lega. Namun
tetap saja aku tidak bisa menggunakan uangku yang dipinjam sekolah. Karena tiga
bulan berikutnya pasti harus kukeluarkan kembali. Entah kapan siklus ini akan
berakhir. Sementara banyak kegiatan yang dihadapi, Ujian Sekolah, Ujian
Nasional, Penilain Akhir Tahun dan lain-lain. Belum lagi menghadapi hari Raya
Idul Fitri yang menggantung di akhir bulan Juni.
Sehingga akhirnya aku relakan menjual sepeda motorku satu-satunya untuk
menambal kekurangan biaya operasional, walaupun sebenarnya belum wajib
dibayarkan. Namun lagi-lagi sisi kemanusiaanlah yang menentukan keputusan yang
ku ambil.
Menjalani itu semua, bagiku bagaikan naik arung jeram. Selalu banyak
kejutan-kejutan arus deras yang menunutut fokus penuh. Namun, kadang-kadang
melandai di atas air yang tenang, maka keindahan akan terasa. Semua pengalaman
itu menjadi pelajaran hidup yang sangat berharga bagiku. Pelajaran tentang
merasakan kepahitan, simpati, dan empati. Di atas semuanya, aku serahkan
segalanya kepada Allah SWT, karena aku yakin di balik kepahitan hidup akan
berganti dengan berkah, bila Dia menghendaki.
Manusia hanya berencana, karena Tuhanlah yang Maha Mengatur dan Menetukan.
Sudah banyak hikayat-hikayat dari masa lampau, cerita orang-orang yang ditimpa
kemalangan, namun akhirnya mendapatkan kebahagiaan hidup. Entah kenapa saat-saat
itu pikiran dan hatiku selalu meyakininya. Ternyata memang benar, Allah mendengar
doa-doaku. Pada akhirnya aku mendapatkan berkah yang luar biasa, yang tidak
pernah kusangka- sangka.
Saat itu sepulangnya kami dari mudik Lebaran. Kehabisan uang bukan bualan. Tapi
aku ingat, masih ada di ATM sedikit uang yang sengaja aku sisihkan. Aku pun
pergi ke ATM untuk mengambil uang tersebut. Karena yakin masih ada 8
ratusribuan yang tersisa. Namun apa yang terjadi?
Ketika struk atm cek saldo keluar, aku baca angka yang tertulis hanya 22.800
an. Lemaslah tubuhku. Sambil menahan perasaan galau, aku perlihatkan struk itu
kepada anakku. Seketika itu ia mmeperlihatkan rasa terkejutnya,” Bu, ini
angkanya banyak,Bu. Bukan dua puluh dua ribuan, tapi dua puluh dua jutaan, lihat
ini!” seru anakku.
Kontan saja aku merasa heran juga. Ternyata benarlah anakku, aku salah
baca. “ Tapi uang dari mana itu, yah?’ ujarku . “Mending sekarang juga Ibu ke
ATM lagi, cek ministatement-nya. Ntar kan ketahuan itu uang apa,” saran anakku.
Karena rasa heran dan penasaran yang memenuhi hatiku, maka seketika itu
juga aku balik ke ATM. Ketika struk ministatement ke luar aku baca : Tunjangan Daerah Khusus RP 22. 120.000. Sungguh sangat tidak
disangka-sangka. Karena sekolah yang biasa mendapatkan saja, katanya tahun itu
tidak cair. Ternyata benar saja hanya
sekolahku yang menerima tunjangan
tersebut, entah kenapa. Masya Allahu walhamdulillah, sungguh berkah yang sangat
besar bagiku.
( Bersambung)
Suka dan duka bertugas sebagai kepala sekolah..
BalasHapusSuka dan duka bertugas sebagai kepala sekolah..
BalasHapusLuar biasa. Semangat bund
BalasHapusMakasih Bun..
HapusMasya Allah...Allah bayar kontan dg kejutan yg luar biasa ya bu?
BalasHapusIya Alhamdulillah... takkan terlupakan...
HapusBanyak pengalaman. Ketika mengemban amanah... tantangan pasti ada... Alhamdulillah Bu Tini lolos. Banyak ilmu yang diperoleh 🙏
BalasHapusIya Bu Alhamdulillah... belajar dan belajar terus sepanjang hidup..
Hapus