CATATAN KEPALA SEKOLAH SATU ATAP ( BAGIAN 6)
Akhirnya Kami Lepas Juga
Tanggal 7
Juni 2018, ada momen mengharukan bagi sekolah kami yang kecil ini. Anak-anak yang
kami banggakan harus meninggalkan kami. Meninggakan kenangan manis dengan
prestasi yang begitu melambungkan cita rasa bahagia bercampur haru, di segenap
hati para guru mereka. Juga meninggalkan kesan nan baik di hati adik-adik
kelasnya. Mereka harus menyudahi pendidikan dalam asuhan kami, untuk melangkah
ke jenjang yang lebih tinggi. Itu harapan kami.
Acara Paturay Tineung ( perpisahan), digelar sangat
sederhana karena kami tidak mau membebani orangtua mereka. Sebagian besar orang
tua siswa adalah petani atau buruh tani , yang sangat terbatas keadaan
keuangannya. Terlebih saat itu menghadapi hari Raya Idel Fitri. Untungnya saat
itu sedang bulan puasa ramadhan, jadi kami tidak usah menganggarkan untuk
konsumsi, benar-benar hanya memerlukan sedikit anggaran. Walaupun acara itu
sederhana, namun begitu begitu bermakna.
Pengisi
acara adalah anak-anak kelas 8 dan 7 yang menyumbangkan kreasi seni mereka
tanpa bimbingan guru. Masyarakatlah yang mempersiapkan mereka. Kami hanya
membimbing kelas 9 sebagai pengantin yang harus tampil nanti pada acara pokok.
Guru-guru pun tak mau kalah oleh anak-anak, mereka berlatih untuk menampilkan
vocal grup sebagai pengantar kepergian anak-anak kelas 9. Sungguh baru
kutemukan hal ini di sekolah ini. Dimotori oleh Pak Subhan para guru, pun aku
tidak boleh menolak, berlatih setiap hari selama satu pekan.
Kehilangan Anak-Anak Berprestasi
Kesederhanaan
yang berlimpah makna, acara itu berlangsung dengan meriah namun tertib. Latar
panggung hanyalah latar agak tinggi di bagian kelas. Untungnya ada dua kelas
yang penyekatnya bisa dibuka, sehingga cukup bagi orangtua siswa dan tamu
undangan.
Isak
tangis, muka-muka haru, mewarnai acara sederhana itu. Puncaknya ketika
anak-anak berpaduan suara menyanyikan lagu terima kasih kepada guru-gurunya.
Sangat syahdu. Banyak anak yang tidak mampu menyanyi dengan lantang, karena
menahan air mata. Begitu pun guru-gurunya nampak berkaca-kaca matanya. Semoga
dapat menjadikan kenang-kenagan bagi anak-anak di kemudian hari, seperti kami
mengenang mereka sebagai anak-anak berprestasi yang sudah mendongkrak nama baik
sekolah kecil ini.
Kenagan
yang sangat membanggakan diiringi rasa terimakasih dan syukur yang tiada
habisnya, kami panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi. Betapa tidak satu anak lulusan
terbaik kami, juga meraih nilai terbaik pada seleksi masuk SMA Negeri di
Kecamatan kami. Prestasi luar biasa yang pernah diraih sekolah ini. Kepadanya
layak diberikan hadiah dari sekolah ketika acara pelepasan tersebut. Semoga
melecut semangat dan motivasi berprestasi.
Di bawah
ini foto-foto yang masih tersimpan di Face Book karena postingan Bu Tita yang
rajin.





Wah...kok sy jd ikut sedih yaaa...hiks
BalasHapusahhh,,, jadi baper nih Ambu,,, saya jadi ikut larut dalam cerita. Memang Ambu Kepala Sekolah yang sangat luar biasa.
BalasHapusPerpisahan selalu menyedihkan Ambu....
BalasHapus