CATATAN KEPALA SEKOLAH SATU ATAP (BAGIAN 9)
Taman Kecilku Tamanku Indah
Mimpiku
Kau hadir
Mewarnai hari kami
Meniti waktu menata wiyata
Ah...
Mungkinkah berwujud
Taman impian berbunga
Tempat kami meredam keluh
Setiap hari tiada waktu tanpa memeriksa setiap jengkal tanah calon taman itu. Bahagia rasanya ketika tumbuh daun-daun pertama, ke dua, ketiga, dan seterusnya. Bagaikan merawat bayi sendiri, aku selalu memeriksa dan memastikan mereka baik-baik saja. Rasanya tak sabar menanti mereka tumbuh dengan subur.
Satu bulan kemudian tanaman- tanaman itu tumbuh dengan sempurna. Semakin
hari semakin nampak kehadiran mereka yang subur-subur. Satu minggu berikutnya
muncullah kuncup-kuncup bunga itu. Semakin tak sabar rasanya menunggu mereka
merekah. Genap dua bulan nampaklah yang kami impikan. Hamparan bunga-bunga yang
cantik-cantik, sungguh memanjakan mata. Terwujud sudah taman bunga kecil
impianku. Menambah keceriaan sekolah kecil kami.
Beruntung sekali, walaupun tidak dipagar, tidak ada yang mengganggu taman
kami. Para siswa sangat betah duduk-duduk diserambi kelas sambil beristirahat
menikmati pemandangan taman kami.
Beberapa kali ada siswa yang menyampaikan permohonan ijin untuk
berfoto-foto bila sedang libur sekolah. Bahkan masyarakat ada yang memanfaatkan
taman itu untuk pre-wedding atau keperluan lainnya. Kami tidak keberatan asal
dijaga dengan baik.
Ternyata cukup satu kali saja aku membeli bibit bunga. Karena dengan
sendirinya kami mendapatkan bibit-bibit gratis dari bunga-bunga yang sudah tua.
Bahkan bibit itu sudah kami sebarkan kepada siapa saja yang mau bertanam,
gratis. Semakin lama semakin luas juga taman kami. Sehingga semakin asri dan
semarak penuh bunga. Itu semua berkat tukang kebun yang rajin, dan semakin
rajin ketika sekolah mengangkatnya menjadi tukang kebun tetap sekolah.
Selain menambah asri lingkungan sekolah, taman itu menjadi sumber belajar
untuk mata pelajaran IPA. Pak Guru IPA
sering membawa anak-anak belajar di sana. Anak-anak sangat bersemanagat
melakukan observasi dengan suasana yang ceria. Sehingga pembelajaran pun
berjalan dengan menyenangkan.
Dampak lainnya, anak-anak semakin semangat melaksanakan gerakan literasi
yang biasa kami lakukan setiap hari selasa sampai dengan kamis. Anak-anak
membaca buku yang kami pinjamkan selama satu minggu untuk dibaca dan dibuat
semacam resensinya.
Selama 20 Menit sebelum bel jam pertama, mereka kami tempatkan di
serambi-serambi depan kelas masing-masing. Sengaja tidak di dalam kelas, agar ada
suasana baru . Dari ujung ke-ujung mereka duduk rapi di atas lantai. Lantai
serambi maupun kelas selalu bersih, karena anak-anak hanya pakai kaus kaki,
jadi nyaman untuk lesehan pun. Apa lagi di hadapan mereka ada taman bunga yang
membuat suasana segar.
Oh iya selain bunga-bunga, sudah terlebih dahulu kami tanami pohon kersen.
Itu terpaut jauh waktunya, sekitar 6 bulan lebih awal. Aku memimpikan dari
ujung lapangan upacara sampai ke ujung depan kelas yang sejajar dengan
lapangan, ditumbuhi pohon kersen yang rindang. Untuk itu aku membeli bibit dari
siapa saja yang bisa mengambilnya. Karena di daerah kami banyak juga kersen
yang tumbuh liar di pinggir-pinggir jalan. Kebetulan ada yang menyanggupi
sampai kepada menanamkannya. Ada sekitar 10 bibit pohon yang ditanam dengan
jarak tiga meter. Sekarang, setelah dua tahun berlalu, berkat pohon kersen itu,
kelas menjadi adem karena matahari dari barat tidak langsung masuk ke kelas
ketika lepas duhur. Walaupun aku sudah tidak di sana lagi, senangnya
mendengarkan dan membayangkan itu.
( Bersambung)
22nd Day's challenge
Indah banget ya, Ambu. Pastipenghuninya tambah betah.
BalasHapusAlhamdulillah Mas...
HapusWauu,keren banget Ambu,jadi pengen foto di taman bunga.Bisa jadi income sekolah Bu, yang mau foto - di situ....,atau ada bunga dalam polibag yg dapat dijual gitu.hehehe
BalasHapusMakasih sudah mampir...
Hapusbagus sekali dan indah sekolahnya
BalasHapusMakasih sudah mampir...
HapusLuar biasa perjuangannya untuk memajuka sekolah Ambu...
BalasHapusAlhamdulillah Pak, berkat kebersamaan..
HapusWooowww... Warna warni Indah dipandang mata.
BalasHapusButuh kesabaran, kebersamaan. Kekompakan dalam mewujudkan keindahan yg sekarang bisa dinikmati
Betul Mas... ketika terwujud, bahagiaa banget..
BalasHapusBikin betah ... suasananya asri dan indah Ambu
BalasHapus