Tantangan itu Kujadikan Peluang
Bagi seorang pendidik, menulis adalah merupakan kegiatan sampingan.
Segudang pekerjaan terkait tupoksinya mengambil porsi waktu terbanyak dari
waktu yang dimiliki. Betapa tidak, mulai dari membuat perencanaan, melaksanakan
dan mengevaluasi pembelajaran, sungguh meminta waktu dan perhatian terbesar.
Terlebih pada masa PJJ sekarang ini. Tidak berangkat ke sekolah bukannya bisa
bersantai, malah semakin sibuk dibuatnya. Hal tersebut menjadi salah satu
alasan yang menghambatnya untuk menulis.
Namun, setiap keputusan yang aku ambil tentu menuntut konsekuensinya.
Seperti keputusan untuk bergabung dalam kelas menulis, atau bahkan bergabung
dalam komunitas blogger, tentu
didasari oleh suatu pemahaman akan bertambahnya beban kegiatan yang harus
dilaksanakan. Lantas bagaimana pembuktian dari kesiapan akan konsekuensi
itu? Ternyata tantanganlah yang mengikat
niatku untuk terus eksis dalam menulis.
Tantangan Kamis Menulis, setidaknya mendorongku untuk meluangkan waktu di
sela-sela kesibukanku. Biasanya aku menulis setelah salat subuh sebelum
kesibukan pekerjaan rumahtangga. Menghabiskan waktu sekitar 1 jam sekedar
menulis yang ringan pun. Hari ini pun aku sudah menunggu dari subuh munculnya
tema yang diumumkan Mas Mo, di grup WA Lagerunal.
Ternyata temanya kesiangan, hehehe....
Lalu tanatangan terbesar adalah Menulis di Blog Menjadi Buku yang
diprakarsai oleh Om Jay. Dengan penuh kesadaran aku ikuti. Kebetulan aku memang
sudah punya outline untuk menulis di blog terbitkanbukugratis.id, yang nantinya
akan dikumpulkan dalam buku memoarku, walaupun belum rutin tiap hari. Dalam
outline yang aku buat akan memosting 32 episode.
Sebelum ada tantangan itu, aku menulisnya hanya jika ada waktu. Pada saat
itu selain pekerjaan tupoksiku, aku sedang menyusun sebuah buku KTI. Maka
ketika ada waktu luang baru aku menulis untuk di-posting di blog milik YPTD
itu. Kadang-kadang 2 hari sekali atau bahkan pernah 4 hari tidak menulis,
karena fokus menggarap buku. Tentu hal ini sangat menghambat terwujudnya keinginan
mneulis buku memoar itu.
Dengan adanya tantangan 28 hari menulis di blog YPTD ini menjadi peluang
bagiku untuk dapat menuliskan apa yang sudah direnacanakan dalam out line tiap hari.Tenyata adanya
tantangan itu menjadi solusi bagiku untuk mengatasi hambatan dalam mewujudkan
impianku. Niatku mengikuti tantangan itu bukan untuk lomba agar mendapatkan
hadiah, tetapi lomba untuk mengalahkan diri sendiri. Nyatanya, bisa!
Bagaimana caraku meluangkan waktu untuk menulis dua buku dalam waktu
bersamaan? Kuncinya tidak lagi: waktu. Waktu kuatur sedemikian rupa agar semua
dapat terselesaikan, baik tupoksi maupun menulis. Konsekuensinya proporsi waktu
tidurku dikurangi. Biasanya jam 10 malam sudah tidur, maka demi tujuanku itu
aku mulai tidur jam 12 malam. Atau ketika terpaksa tidur jam 10 malam maka aku
bangun jam 3 pagi.
Alhamdulillah, dua buku dapat terselesaikan di bulan Februari. Sekarang
sedang proses penerbitan. Salah satu buku dibidani Bu Noralia dan Mas Brian. Yang
satunya lagi dibidani Pak D Susanto sebagai editor. Dan ada campur tanga Mas
Sudomo juga ketika aku belum paham menulis prolog untuk buku itu, sehingga
lahirlah buku Haru-Biru Perjalananku yang selama ini menjadi ekspektasiku, ynag
kutulis dengan penuh haru-biru.
Terima kasih aku sampaikan kepada orang-orang yang telah berjasa melecut
motivasiku untuk selalu konsisten menulis. Nama anda semua akan aku ingat dalam
memori hidupku.
Inilah wajah hasil tantangan bulan Februari:
Wah... keren sangat bun. Tulisannya sudah bagus banget dech. aku harus ikuti jejaknya ini. Selamat ya atas terbitnya buku sebagai mahkotanya penulis.
BalasHapusMakasih ats apresiasinya, Bu Hasanah. Yuk, semangat terus, pasti bisa..
HapusKeren
BalasHapusMakasih sudah mampir Pak..
HapusTantangan jdi peluar
BalasHapusBetul Pak..jadi peluang
HapusIbu yg smart.Menjadikan tantangan sebagai peluang.👍
BalasHapusIya Bun, alhamdulillaah..
HapusSelamat bunda bukunya sudah terbit. Ikut senang. Dan Bangga.
BalasHapusTerima kasih atas apresiasinya Pak BJ..
BalasHapusHebattt...Ambu yg selalu menjadi inspirasiku. Sayang saya belum bisa.
BalasHapusMakasih Bu Ai, klondah waktunya pasti bisa. Semangat yah...
HapusSenangnya bisa menerbitkan buku. Selamat bu.
BalasHapusMakasih Bu Nia. Ibu juga pasti bisa..
HapusSelamat Ambu. Tulisan inspiratif untuk pengaturan waktu menulis. Harus dicoba.
BalasHapusMakasih Bun. Ayo semangat...
HapusWow kereen... Tetap semangat ambu..
BalasHapusMakaaih Maa Soleh, yuk ttp semangat...
HapusSalam hormat, menjadi panutan kami ambu. Terus berkarya. Luar biasa.
BalasHapusTerima kasih Pak Imam. Mari terus berkarya..
HapusWaaahhhh...tulisan Ambu mah selalu keren. Hambatan dijadikan peluang.
BalasHapusTerima kasih Pak Irun. Yuk jangan menyerah pada hambatan..
HapusCihuuuuyyy... bukunya sudah terbit.
BalasHapusSukses selalu Ambu
Sehat selalu yaaa
"Tantangan itu kujadikan Peluang"
Terimakasih sudha berbagi
Makasih apresiasinya, Mas indra. Aamiin...
BalasHapusMantap,sudah banyak bukunya Ambu.
BalasHapusMakasih Pak..
HapusKeren dan menginspirasi, selamat ambu
BalasHapusTerima kasi Neng..
HapusLayak menjadi contoh dan suri teladan. Mantap, Ambu!
BalasHapusSelamat Ambu
BalasHapusBukunya sudah terbit
Selamat Ibu sudah berhasil menyelesaikan tantangan
BalasHapus