Darik: Xenomania

-

 


Xenomania
Oleh: Ambu Guru

Gandrung

Condong mania
Menembus batas

Anak remaja ingusan
Terjerembab dalam xenomania
Terbius, terlena hipnotisnya

Tak bisa diukur logika
Mengapa bisa jadi idolanya
Budaya Korea merambah kehidupannya
Musik, film, pun gayanya

Ah,
Lantas bagaimana
Nasib negeri

Siapa kelak mewarisi
Budaya negeri terlupakan
Mereka tak hiraukan

Xenomania telah membutakan mereka
Tak sadari indahnya negeri
Budaya kita akankah lestari?
Sementara mereka terbius xenofili.

Cipanas, 24 April 2021

Komentar

  1. Ai Setiawati24 April 2021 pukul 05.37

    Anak gadis ABGku juga sekarang sedang senang dengan budaya yang seperti itu, semoga tidak keterusan hanya sebatas kesenangan sementara. Harus ekstra untuk memberikan pemahamannya. Semoga saya bisa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ambuguru24 April 2021 pukul 17.32

      Betul Bu Ai. Ambu agak kewalahan ini samoai2 beli album korenyg muahal2😫

      Hapus
  2. Sri Hartati Said24 April 2021 pukul 09.48

    Ambu hebat ciptakan puisi, Saya tidak pandai

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ambuguru24 April 2021 pukul 17.33

      Masih mengasah keterampilan berpuisi Bu🙏

      Hapus
  3. Sri Hartati Said24 April 2021 pukul 09.49

    Budaya asing lebih menguasai anak negeri, sedih

    BalasHapus
  4. Rahmawati24 April 2021 pukul 09.51

    dulu saya pernah terbius drakor, tapi alhamdulilah tak sampai xenomania, sekarang sudah kembali ke jalan yang benar Ambu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ambuguru24 April 2021 pukul 17.34

      Memang drakor itu sangat menarik. Gakntahilah apa karena memang kualitasnya bagus sampai2 sll mengharu biru penontonnya. Sekedar suka gak apa kali.

      Hapus
  5. Supadilah24 April 2021 pukul 11.13

    Semoga mereka bisa memilih mana yang terbaik

    BalasHapus
  6. Yusni 24 April 2021 pukul 14.31

    Semoga wanodyaku tak terkontaminasi jahatnya budaya asing,,,tetap konsisten dg tahfidznya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ambuguru24 April 2021 pukul 17.35

      Aamiiin. Filter terampuh adalah pesantren..
      Anak Ambu hanya 1 yg mau.

      Hapus
  7. Nunung Komalasari24 April 2021 pukul 14.59

    Biarkan mereka melewati masa remajanya dengan tetap kita bimbing ...

    BalasHapus
  8. Sumarjiyati24 April 2021 pukul 18.36

    Semoga remaja-remaja kita bisa kita atahkan untuk tidak terbawa arus ambu... Pendampingan kita sebagai orang tua sangatlah berpengaruh besar..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ambuguru24 April 2021 pukul 20.19

      Aamiin Bu. Tantangan berat untuk kita para orangtua

      Hapus
  9. Unknown24 April 2021 pukul 20.01

    Suka sekali puisinya, mewakili kekhawatiran kita akan terkikisnya budaya sendiri, akibat demam budaya luar. Tugas kita tetap mengarahkan remaja2 kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ambuguru24 April 2021 pukul 20.21

      Betul sekali , tugas berat bagi kita, semoga ada campur tangan pemerintah dalam memilter masuknya budaya asing

      Hapus
  10. Suyati Binyo Purbalingga24 April 2021 pukul 20.51

    Betul pengaruh budaya luar bisa mengikis akar budaya negeri jika terus terbius xenomania.

    BalasHapus
  11. Hernisbanah26 April 2021 pukul 08.23

    Nah ini wabah korea yg harus di ganti dengan budaya kita

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INDAHNYA NAN MERAYU

-
Gambar
  Indahnya Nan Merayu Oleh: Ambu Guru Kala di timur sang mentari  Semburatnya nan berseri Hangatkan dinginnya pagi hari Berbekal doa dan harapan Kulangkahkan jejak pengabdian Pun sebagai jalan kehidupan  Bersama kereta besiku kurayapi Jalanan berbatu terjal nan sepi Sesekali harus mepet menepi Setiap pagi kulewati Lewat netra kunikmati Indahnya bahagiakan hati Cumbuan alam nan merayu Bak lirikan sang jelita ayu Kalahkan gita nan mendayu Masya Allah, tak henti kuserukan Pada ciptaan-Nya nan menakjubkan Di sepanjang jalan nan kutambatkan Cipanas, 8 Januari 2024
Baca selengkapnya

SEPULUH HARI PERTAMA DI TAHUN BARU Dalam Akrostik

-
Gambar
  Sepuluh Hari Pertama   di Tahun Baru Oleh : Ambu Guru   S eiring   semburat jingga pertama   di ufuk timur E mbun pagi masih bergelayut manja di rerumputan P utih kabut pun masih enggan beranjak menyelimuti bukut-bukit U ntaian seruan azan saling bersahutan menggema menggetarkan jagat L alu langkah-langkah itu mulai menderap bangunkan kesunyian U mat manusia mulai bergeliat dalam putaran roda kehidupan H arapan indah di tahun ini mengiringi derunya   napas-napas untaian asa   H ari demi hari berganti hingga sepuluhnya terlewati A dakah semangat masih bertahta di sepanjang jalan? R aih harapan yang terangan jadi resolusi I htiar dan doa sudahkah jadi introspeksi?   P erjuangan   ternyata belum seberapa E ntitas kehidupan begitu sarat dengan sejuta opsi R enjana mesti tersusun matang tuk meraihnya T antangan dan kendala pasti kan tersua A ncama kegagalan pun kan meghadang                                                                           
Baca selengkapnya

Media Sosial, Bahagia dan Sengsara

-
 Media Sosial, Bahagia dan Sengsara Oleh: Ambu Guru Medsos Sungguh berjasa Semuanya merasa Pertama kali datang Bikin mabuk kepayang Pandai membuat senang Kita tak lagi bingung Terpisah laut dan gunung Kerabat jauh kini terhubung Walau terpisah tidaklah murung Media sosial sungguh berfaedah Namun juga membuat resah Sang pecundang membuat ulah Ia kerap mendatangkan susah Hati-hati bermedia sosial Pandailah mengenali soal Jangan mengalami sial Timbang manfaatnya Hindari madorotnya Bijaklah. Dengarlah Banyak cerita Tentang derita Tak sedikit korban Lantaran terjerat penipuan Ratapan tinggal ratapan Marilah kita bersikap cerdas Tawaran menggiurkan tolak tegas Kekayaan tanpa kerja keras Hanyalah hoaks yang jelas. Cipanas, 11 Mei 2023
Baca selengkapnya