Fenomena Cinta Laras
Ihsan tidur pulas
sekali setelah seharian tadi ikut berkeliling untuk bersilaturahmi dengan
kerabat-kerabat ibunya. Laras bahagia
sekali melihat anak semata wayangnya bahagia di hari lebaran itu. Berkat kain
batik simpanannya, ia bisa membuatkan Ihsan dua potong kemeja dan sebuah baju kurung
untuk dirinya. Baju itulah yang membahagiakan Ihsan. Ia tidak perlu merasa
sedih lagi melihat teman-temannya berbaju baru.
Melihat paras Ihsan,
semakin besar semakin terlihat kemiripannya dengan ayahnya, Dewo. Ia usap
lembut pipi anaknya itu sambil ingatannya menerawang jauh. Kenangan bersama Dewo nampak kembali dalam ingatannya.
Masa-masa indah yang ia alami bersama
Dewo begitu melekat. Walaupun hanya lima bulan ia rasakan kebahagiaan
itu, karena akhirnya ia harus pergi membawa diri agar jauh dari orang-orang
yang dengki. Meskipun ia tahu Dewo masih mencintainya, tetapi ia menyayangkan
sikap Dewo yang tidak tegas, tidak punya pendirian. Ia merasa Dewo tidak
mempercayainya lagi. Bahkan Dewo lebih percaya kepada istri mudanya dari pada dirinya.
Jadi untuk apa ia mempertahankan rumah tangga yang selalu dipenuhi kesedihan
dan tekanan batin.
“Ya, Allah. Lindungilah
kami, berilah kami jalan agar kami dapat hidup layak dan tenang. Jadikanlah
anak hamba, anak yang sholeh dan membanggakan. Kau luaskan rezekinya,
berkahilah hidupnya,” doa Laras sambil mengusap-usap rambut anaknya sepenuh
sayang.
Entah kenapa,
malam itu Laras sangat gelisah. Ia tidak dapat tidur sekejap pun. Ingatannya
selalu mengembara ke masa silam. Ke masa ia bekerja di kantor itu dan Dewo
menjadi atasannya. Dewo begitu baik dan perhatian. Seandainya waktu dapat
diulang, sebenarnya ingin sekali ia menolak lamaran Dewo, karena ia tahu diri. Namun,
takdir berkata lain.
Saat itu ibunya jatuh
sakit dan harus dirawat di sebuah rumah sakit, dengan biaya yang mahal. Dewo
menawarkan pinjaman uang, ketika ia mengetahui masalah yang menimpa Laras, dari
temannya di kantor. Laras tidak bisa menolak pinjaman itu karena waktu yang
sangat sempit untuk memenuhi kebutuhan perawatan ibunya. Ia terima pinjaman itu, dengan janji akan mengembalikannya secara mencicil dari gajinya. Di sisi lain,
sebenarnya Dewo tidak berniat meminjamkan uangnya. Ia berniat membantu Laras.
Namun ia tahu betul sikap Laras, karenanya ia tawarkan itu sebagai pinjaman.
Tetapi malang
tidak bisa ditolak, Tuhan berkehendak lain. Ibunya Laras meninggal dunia di
rumah sakit. Adalah duka yang teramat dalam yang Laras rasakan. Ibunya adalah
satu-satunya keluarga yang ia miliki. Kini ia tidak punya orang tua maupun
saudara. Untunglah Dewo ada, untuk menguatkan hati Laras menerima cobaan itu.
Tetapi, karena sesuatu hal ia tidak bisa mengantar Laras ke kampungnya untuk
memakamkan ibunya.
“Bu, minum!” kata
Ihsan lirih. Byar, lamunan Laras pun buyar. Segera ia mengusap air mata yang
sedari tadi mengalir. Lalu ia membawakan Ihsan segelas air.
****
Sudah lima tahun
berjalan sejak menceraikan Rosa, istri mudanya, Dewo selalu mencari keberadaan
Laras. Tetapi tidak membuahkan hasil. Ia berusaha melihat arsip kepegawaian
Laras, tetapi sudah dibuang. Karena memang satu tahun seorang karyawan
berhenti, maka segala surat-suratnya akan dimusnahkan. Dewo merasa sangat
bersalah kepada istrinya. Karena sikapnya yang tidak tegas ia tidak bisa mencegah
istrinya pergi dari rumah. Ia sangat putus asa. Terakhir ia mencari ke
Sukabumi, sesuai tempat lahir Laras yang tertera di buku nikah. Tetapi lagi
lagi ia tidak berhasil. Tidak ada yang kenal Laras binti Kosim di setiap desa
yang ia datangi. Laras memang lahir di Sukabumi, ketika orang tuanya merantau. Tetapi
tidak lama mereka tinggal di sana, karena orang tuanya kembali ke kampung halamannya di Lembang.
Dewo sangat
mencintai Laras. Kalau bukan atas desakan dan permintaan Laras untuk menikah
lagi, ia tidak akan menikah lagi. Ia memenuhi permintaan laras hanya untuk
menenangkan hati Laras menjalani hari-hari terakhir dalam hidupnya. Siapa yang
tahu ceritanya menjadi lain, ketika ternyata Laras tidak menderita sakit ganas
itu. Tapi ia merasa sebagai laki-laki yang harus bertanggung jawab dan bersikap
adil kepada kedua istrinya. Kesalahnnya adalah ia tidak mendengarkan kata-kata
Laras, ia lebih percaya kepada ibunya, yang kemudian hari baru diketahui bahwa
ibunya terhasut oleh menantu mudanya. Kini ia berserah diri kepada Allah. Ia
yakin suatu saat Allah akan mengabulkan permintaannya untuk bertemu dengan anak
dan istrinya.
“Dewo, sudah
larut malam. Kenapa masih di sini?” tanya ibunya, ketika ia hendak mengambil
air minum.
“Gak apa-apa,Bu. Besok kan libur, jadi bisa tidur lebih lama. Lagian filmya sangat menarik, nich,” jawab Dewo berpura-pura sedang menonton film, agar ibunya tidak resah.
Begitulah Dewo yang berusaha tegar dan
tidak akan pernah berhenti mencari. Ketika libur kantor ia tak lelah mencari
dan mencari istri dan anaknya. Ia pun sudah minta bantuan polisi. Namuh belum
membuahkan hasil.
"Kenapa dulu ketika menikah aku tidak mendatangkan kerabat Laras dari kampungnya. Laras menunjuk wali hakim untuk menikahkannya, karena ia yatim piatu. Ah, aku terlalu mencintai Laras. Menurut saja bagaimana yang ia mau." Ingatan Dewo mengembara kembali.
"Laras, Laras. Dimanakah dikau kini? bagaimana anak kita? masih hidupkah ia? aku sangat merindukan kalian. Tidakkah kau merindukanku, Laras? ataukah mungkin kini kau sudah punya suami lagi? tapi, aku tidak pernah menceraikanmu."
Malam itu, bagaikan saling sambung rasa, Laras dan Dewo sama-sama gelisah. Saling memikirkan satu sama lain.
(Bersambung)
Semoga segera disatukan kembali dengan Dewo agar menjadi keluarga utuh.
BalasHapusMakasih sudah berkunjung..
HapusJadi resah juga nih Ambu.. pingin ngasih tau bahwa Laras disitu..😄🤭kereen ambu
BalasHapusJadi resah juga nih Ambu.. pingin ngasih tau bahwa Laras disitu..😄🤭kereen ambu
BalasHapusIya nanti disampain ke Dewo yah.. hehehe...
HapusLanjut, Ambu! Jangan lupa menambahkan konflik eksternal juga biar semakin seru.
BalasHapusInsya Allah, dicoba Mas. Makasih masukannya yah...
HapusMantap ceritanya Ambu
BalasHapusLanjuuuuut, Ambuu
BalasHapusCan't wait for next episode 😁
Wah jadi penasaran kelanjutan c|itanya Ambu...
BalasHapus
BalasHapusIzin promo ya Admin^^
bosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik
ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
add Whatshapp : +85515373217 ^_~ :))