Darik: Lebak Membara

-

 




Kamis menulis kali ini, kembali saya menorehkan tulisan ringan dalam puisi  Darik (Dasa lirik) dengan tema kata DUA. 

Semoga tulisan ini kelak dikenang menjadi catatan sejarah bahwa di tanah kami corona sudah mewabah selama dua tahun


Lebak Membara

Oleh : Ambu Guru

Memerah

Semerah darah
Ketakutan melanda

Wabah meraja kembali
Tanah Lebak-ku membara
Terbakar bengisnya corona

Begitu cepat ia menyeruak
Secepat kabar  ia memerahkan
Menggerogoti tubuh-tubuh hingga lemah
Menyisakan ketakutan pun  kekalutan

Tuhan

Belum saatnyakah
Akhiri keberadannya

Dua tahun lumpuh
Bak mati suri
Aura bumiku muram

Sayap-sayap kehidupan telah 
patah
Tak lagi tegak mengais rezeki
Namun kuyakin Tuhan Pengasih
Enyahkan dia dengan kehendak-Mu.

Cipanas, 1 Juli 2021

Komentar

  1. maydearly891 Juli 2021 pukul 10.57

    Mantuul puisinya bu😍😍

    BalasHapus
  2. Supadilah1 Juli 2021 pukul 11.01

    Iya nih Bu. Lebak membara. Duh, semoga segera menguning atau menghijau ya Bu. Aamiin

    BalasHapus
  3. hariyanto1 Juli 2021 pukul 11.02

    Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un . Ikut berduka Bunda. Semoga srgera pulih keadaannya. Menjadi hijau kembali

    BalasHapus
  4. Media Inovatifku1 Juli 2021 pukul 12.03

    Keren puisinya bu. Semoga Lebak dijauhkan dari pandemi corona & warganya kembali sehat seperti sedia kala...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tini Sumartini1 Juli 2021 pukul 17.18

      Aamiin.. makasih apresiasinya. Makasih pula doanya ya Bu..

      Hapus
  5. Sumarjiyati1 Juli 2021 pukul 17.54

    Tetap semngat smg lebak segera membaik.. Masyarajat terbebas dari virus corona dengan tetap waspada.

    BalasHapus
  6. Suyati Binyo Purbalingga1 Juli 2021 pukul 19.50

    Mencoba tetap semangat dalam situasi pandemi. Jaga iman jaga imun. Kita bisa!

    BalasHapus
  7. SRIWATI, M.Pd.1 Juli 2021 pukul 21.29

    Luar biasa Ambu. Ya Lebak kita merah lagih. Pembelajaran akan terhambat lagi untuk melakukan tatap muka sebagian. Semoga cepat berlalu aamiin.

    BalasHapus
  8. indrawahyuddin1 Juli 2021 pukul 21.36

    Cakeeepp banget Ambu.
    Dua kalimat ini saya suka

    Belum saatnyakah
    Akhiri keberadannya

    Sehat selalu Ambu

    BalasHapus
  9. Sri Yamini _ Bandung1 Juli 2021 pukul 21.49

    Ya, Allah... Covid penyebar dimana-mana. Semoga... Bunda sekeluarga dlm lindungan dari Allah, Aamiin...

    Puisinya keren...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tini Sumartini1 Juli 2021 pukul 22.33

      Aamiin.. makasih doa dan apresiasinya ya Pak/Bu..

      Hapus
  10. Pak Iroen1 Juli 2021 pukul 22.47

    Semoga wabah yang melanda ini segera berakhir.

    BalasHapus
  11. Ditta Widya Utami2 Juli 2021 pukul 01.10

    Innalilahi ... Semoga lekas berlalu pandemi ini. Benar-benar Lebak "Membara".

    BalasHapus
  12. Bunda Wety2 Juli 2021 pukul 10.08

    Pengen rasanya berkolaborasi ...membacakan puisi karangan Ambu...keren Ambu...sehat selalu Ambu cantik ...❤️❤️

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENAHAN GODAAN

-
Gambar
  Faksi : Menahan Godaan Menu sudah terhidang di meja. Variasi makanannya sungguh mengoda selera. Tuan rumah pastinya sudah berusaha keras untuk menjamu kami dengan hidangan spesial yang beraneka ragam. Ada plecing, beberuk, sop ikan, goreng ikan, sayur lebui, lengkap dengan kerupuk. Semakin lengkap lagi dengan adanya irisan pepaya dan es kelapa muda. Siapa yang tak akan tergoda? Namun, ada keraguan dalam hatiku, antara menyantap hidangan itu atau tidak. Tapi batinku segera berbisik, tak sopan bila aku tak makan. Sama dengan tidak menghargai kebaikan tuan rumah. Walah, harus bagaimana yah? Tapi baiklah, untuk menghormati tuan rumah, aku makan yang bisa kumakan. Aku menyendok nasi dan sepotong ikan goreng, lalu dituangi sayur lebui. Itu saja. Hmm, terasa nikmatnya ikan goreng bumbu yang gurih, dengan kuah sayur lebui yang segar. Kacang kedelai hitamnya begitu empuk. Dilengkapi kerupuk udang yang gurih. Lengkap sudah kenikmatan yang kulahap. "Dicicipi plecingnya, Mbak," ka...
Baca selengkapnya

Kata, Rasa, dan Rupa Kehidupan dalam Akrostik

-
Gambar
  Kata, Rasa, Rupa Kehidupan Oleh: Ambu Guru Kepada lisan kan kututurkan Ataupun kurangkai ia dalam lembaran Tentang sejuta cerita kehidupan Akankah kubisa merekam jejak dalam tulisan? Renjana kadang tak terwujud manis Adakalanya pahit menghujam tragis Sesekali bahagia pun menghalau tangis Aku telah jalani dengan pesimis pun optimis Rupa warna kehidupan telah kulalui Untaian ribuan kisah mewarnai  Putih hitam telah menempa pribadi Akhir nanti bahagia yang kuingini. Cipanas, 26 Januari 2023
Baca selengkapnya

SEPULUH HARI PERTAMA DI TAHUN BARU Dalam Akrostik

-
Gambar
  Sepuluh Hari Pertama   di Tahun Baru Oleh : Ambu Guru   S eiring   semburat jingga pertama   di ufuk timur E mbun pagi masih bergelayut manja di rerumputan P utih kabut pun masih enggan beranjak menyelimuti bukut-bukit U ntaian seruan azan saling bersahutan menggema menggetarkan jagat L alu langkah-langkah itu mulai menderap bangunkan kesunyian U mat manusia mulai bergeliat dalam putaran roda kehidupan H arapan indah di tahun ini mengiringi derunya   napas-napas untaian asa   H ari demi hari berganti hingga sepuluhnya terlewati A dakah semangat masih bertahta di sepanjang jalan? R aih harapan yang terangan jadi resolusi I htiar dan doa sudahkah jadi introspeksi?   P erjuangan   ternyata belum seberapa E ntitas kehidupan begitu sarat dengan sejuta opsi R enjana mesti tersusun matang tuk meraihnya T antangan dan kendala pasti kan tersua A ncama kegagalan pun kan meghadang      ...
Baca selengkapnya