Valentine's Day
Membahas tentang
kasih sayang, tiba-tiba terlintas pertanyaan, mengapa tema Kamis Menulis edisi
kali ini adalah Kasih Sayang? Apakah
karena tema Minggu yang lalu adalah Cinta, jadi agar nyambung maka kali ini
bertema Kasih Sayang? Bisa jadi sih. Tapi adakah alasan lain Mas Brian selaku
admin menentukan tema tersebut? Aha! Bisa jadi karena di bulan ini ada hari
Kasih Sayang.
Tanggal 14 Februari,
hampir di seluruh belahan bumi merayakan hari kasih sayang atau dalam Bahasa Inggris
disebut dengan Valentine’s Day. Hari Valentine berasal dari Inggris kemudian
menyebar ke Amerika sebagai negara koloninya pada ratusan abad yang lalu. Kini
tradisi tersebut telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Mereka merayakan
hari Valentine dengan berbagai cara. Umumnya mereka saling memberikan hadiah. Tetapi kebanyakan para prialah yang memberikan hadiah kepada wanita yang dicintainya, biasanya berupa cokelat dan bunga mawar. Namun, seiring perkembangan zaman,
perayaan Valentine tidak lagi sesederhana itu. Banyak pasangan muda
menyalahartikan makna dari Valentine itu sendiri. Sehingga terjadilah perbuatan
mesum yang tentu saja melanggar norma sosial dan keagamaan.
Pro dan
Kontra Perayaan Hari Valentine
Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa Nomor 3 Tahun 2017, ” Diperingatkan bagi umat muslim bahwa haram hukumnya merayakan hari Valentive tanggal 14 Februari. Hal tersebut menganut pada tiga hal, yakni:
- 1. Karena Hari Valentive bukan tradisi Islam.
- 2. Hari Valentine menjerumuskan pemuda pada pergaulan bebas seperti seks sebelum nikah.
- 3. Hari Valentine
berpotensi membawa keburukan.
Senada dengan MUI
Muhammadiyah pun menganggap bahwa Valentine adalah kegiatan yang tidak
seharusnya dilakukan umat Islam. Lebih baik, remaja harus kreatif dan inovatif agar
bisa melakukan kegiatan positif ketimbang merayakan Hari Valentine.
Nahdatul Ulama
(NU) menyatakan bahwa perayaan Valentine haruslah berfokus pada inti atau isi
dari perayaan itu sendiri yakni saling menolong dan mengasihi sesama umat
muslim. Selain itu perayaan tersebut harus difilter sehingga subtansinya tidak
melenceng dari agama Islam.
Sejalan
dengan NU, Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mengatakan bahwa tujuan perayan Valentine
ini sebenarnya baik, namun kesalahan pemaknaan yang membuatnya berbahaya.
Valentine adalah budaya Eropa yang diterima dengan pemaknaan berbeda oleh anak
sehingga membuat berbagai pihak khawatir dan melarang merayakan Valentine.
Untuk itu ajaran agama menjadi hal yang sangat penting dalam memaknai hari
kasih sayang ini.
Peran
Guru dan Orang Tua
Fase remaja
kebanyakan memaknai Hari Valentine ini hanya untuk pacar saja, padahal bukan
hanya itu. Kasih sayang bisa kepada orang tua, saudara, sahabat, dan lain-lain.
Sehingga tidak sedikit remaja yang berpikir merayakan Valentine yang berujung
pada hubungan intim. Hal inilah yang harus kita persoalkan. Karena bukan saja
melanggar norma dan agama, namun juga akan menjadi permasalahan pada kesehatan
para remaja.
Sebagai
pendidik, kita wajib membimbing para siswa kita untuk memahami makna Hari
Valentine, sisi positif dan sisi negatifnya. Kita bisa menyampaikan
kejadian-kejadian buruk sebagai akibat negative dari perayaan Valentine yang
disalahartikan. Sehingga para siswa dapat memutuskan mana yang bermanfaat dan
mana yang merugikan bagi dirinya.
Sebagai
orang tua kita harus ekstra perhatian terhadap kegiatan anak-anak kita. Di luar
sana banyak promosi-promosi yang mencari keuntungan semata. Banyak hotel
memberi diskon tinggi bagi pasangan-pasangan yang akan menginap. Para pedagang
bingkisan coklat berhadiah kondom sudah banyak ditemui di kota-kota. Sungguh
tantangan bagi kita selaku orang tua untuk membimbing, mengarahkan, dan
mengawasi putra dan putri kita agar tidak terjerumus oleh hal-hal yang akan
merugikan masa depannya.
Menimbang sisi
negative yang lebih besar dari pada sisi positifnya, apakah pembaca bersikap pro atau kontra terhadap perayaan
Hari Valentine?
Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam memandu anak berpikir dan berbuat yg positif sehubungan dengan apa yg disebut sebagai "Hari Kasih Sayang" ini.
BalasHapusBetul Bunda..
HapusUsahakan pilih budaya sendiri, yang selarasa dengan agama. Daripada budaya asing yang tak bermanfaat
BalasHapusBetul Pak..
HapusSering kali menjadi perdebatan dengan siswa. Kasih sayang bisa didapat setiap hari dari orang yg kita sayangi yaitu keluarga.
BalasHapusBetul Bu. Kadih sayang tulus adalh kasih sayang orangtua..
HapusBener banget Ambu. Ngeri juga ya perayaan valentine yang dilakukan muda-mudi kita.
BalasHapusBetul Mas, memprihatinkan..
HapusKeren tulisannya ambu, bisa untuk pelajaran dalam menyikapi anak dan anak didik
BalasHapusMakasih apresiasinya..
Hapus